YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sosok Joko Widodo begitu melekat di hati teman-temannya seangkatan di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Terutama di mata teman-teman perempuannya.
Bukan hanya karena saat ini Jokowi memegang tampuk kepemimpinan di Republik Indonesia, tetapi karena karakter serta sifatnya yang berbeda apabila dibandingkan dengan laki-laki umumnya pada masa itu.
Salah seorang teman seangkatan Jokowi di UGM bernama Adriana ingat betul, pada bulan-bulan awal perkuliahan, setiap selesai belajar, ia beserta beberapa teman perempuannya pasti melintasi tempat parkir untuk menuju ke luar kampus.
Biasanya, di salah satu bagian di tempat parkir, sering berkumpul teman-teman seangkatannya yang laki-laki. Tentu termasuk Jokowi.
"Di angkatan kami, yakni angkatan 1980, total mahasiswanya itu 80 orang dan hanya 8 yang perempuan, termasuk saya. Jadi bayangkan ya berjalan di depan segerombolan laki-laki begitu. Pasti ada saja yang godain," kenang Adriana saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (16/10/2022).
Baca juga: UGM Tunjukkan Skripsi Asli Jokowi
Awalnya, Adriana tak terlalu memperhatikan siapa-siapa saja yang sering melontarkan kalimat-kalimat godaan.
Namun, lama kelamaan ia bisa mencermati siapa sosok teman laki-lakinya yang sering menggodanya.
"Nah, di antara cowok-cowok yang godain cewek-cewek lewat itu, Pak Jokowi bukan termasuk salah satunya. Malah dia sering enggak ada di gerombolan itu meskipun mereka semua berteman," ujar Adriana.
Seiring berjalannya waktu, Adriana bukannya semakin menjauhi para laki-laki tersebut, justru semakin dekat dan akhirnya bersahabat hingga saat ini.
Pada saat itulah ia semakin mengenal pribadi dan karakter Jokowi.
"Ya memang Pak Jokowi termasuk orang yang pendiam, kalem, enggak banyak macam," ujar Adriana.
Baca juga: UGM Jawab Isu Keanehan Ijazah Jokowi sampai Tuduhan Curi Data
Ia juga menjadi tahu alasan Jokowi tidak sering berada bersama-sama gerombolan teman laki-lakinya. Sebab, Jokowi harus pulang ke Solo untuk membantu sang ayah bekerja sebagai pengerajin kayu.
Meski terbilang jarang "nongkrong", tetapi setiap teman-teman satu angkatan itu mengabadikan momen bersama, Jokowi selalu ada.
"Jadi, kalau pas foto-foto bareng, baru deh dia ikutan tuh," ujar Adriana yang kini bekerja sebagai dosen di UGM.
Adriana menyebut, sama seperti dirinya, Jokowi masuk ke Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980. Namun, Jokowi lulus lebih dulu, yakni tahun 1985. Sementara, Adriana baru lulus setahun kemudian.