Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW Khawatir Klaim Kekerasan Seksual Putri Candrawathi Jadi Strategi Ferdy Sambo Bela Diri

Kompas.com - 07/09/2022, 17:21 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Police Watch (IPW) pesimitis dugaan kekerasan seksual yang diklaim Putri Candrawathi dilakukan oleh Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J benar adanya.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso khawatir, klaim kekerasan tersebut bakal dijadikan senjata membela diri bagi Putri dan suaminya, Ferdy Sambo, saat diadili dalam perkara pembunuhan berencana terhadap Yosua.

"Bahwa pelecehan yang disampaikan Ibu PC ini adalah satu strategi untuk pembelaan FS nantinya di persidangan agar tidak mendapatkan tuntutan maksimal," kata Sugeng kepada Kompas.com, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Pakar Nilai Dugaan Kekerasan Seksual Putri Candrawathi untuk Upaya Meringankan Hukuman

Menurut Sugeng, pengakuan Putri terkait perkara ini tidak dapat dijadikan dasar oleh pihak kepolisian untuk menyatakan adanya dugaan kekerasan seksual.

Sebab, nilai pembuktian suatu kasus rendah jika pengusutannya hanya berdasar pada keterangan satu orang saja.

Apalagi, sebelumnya polisi telah menghentikan pengusutan kasus dugaan kekerasan seksual yang dilaporkan Putri terjadi pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Kasus pelecehan ini telah dinyatakan tidak terbukti oleh timsus (Tim Khusus Polri) setelah Ibu PC melaporkan di Polres Jakarta Selatan," ucap Sugeng.

Baca juga: Mengenal Tes Lie Detector untuk Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi

Secara kronologis, Sugeng pun ragu dengan rangkaian peristiwa yang diungkap para tersangka terjadi di rumah dinas Sambo di Magelang, Jawa Tengah, beberapa hari sebelum penembakan Yosua.

Brigadir J disebut sempat menggendong Putri pada 4 Juli 2022. Namun, kejadian itu tak langsung dilaporkan ke Ferdy Sambo padahal Sambo berada di Magelang pada 6 Juli.

Sementara, terkait kekerasan yang disebut terjadi pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum penembakan, Sugeng tak yakin kebenarannya lantaran berdasar rekam jejaknya, Yosua sangat menghormati sosok Putri.

"Karena profiling Yosua bukan seorang yang punya potensi melakukan hal pelecehan tersebut. Yosua sangat menghormati Ibu PC dan Ibu PC sangat menyayangi Yosua," kata dia.

Sebagaimana diketahui, dalam laporan rekomendasi kasus Brigadir J yang dirilis Kamis (1/9/2022), Komnas HAM mengungkap ada dugaan kuat kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi oleh Brigadir J.

Namun, berbeda dari narasi yang beredar di awal, kekerasan itu disebut bukan terjadi di Jakarta, melainkan Magelang, Jawa Tengah, satu hari sebelum penembakan Yosua.

"Terdapat dugaan kuat terjadi peristiwa kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J kepada Saudari PC di Magelang tanggal 7 Juli 2022," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam konferensi pers di kantornya, Kamis.

Atas dugaan tersebut, Komnas HAM merekomendasikan pihak kepolisian agar kasus dugaan pelecehan terhadap Putri bisa diusut kembali.

Baca juga: Polri Bantah Isu Putri Candrawathi Selingkuh dengan Kuat Ma’ruf

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com