Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomasi G20, Indonesia Lobi Negara Lain Sumbang Dana Hibah Penanganan Pandemi

Kompas.com - 18/08/2022, 17:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia turut melobi negara-negara lain untuk menyumbang dana hibah bagi pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) pandemi melalui lembaga Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF).

"Lobi-lobi" penggalangan dana ini dilakukan melalui rangkaian diplomasi G20 bersama negara-negara dan organisasi maupun lembaga internasional lain yang sudah berkomitmen menyumbangkan dana lewat FIF.

"Tentunya upaya untuk penggalangan dana ini terus akan kita lakukan, bukan hanya di antara negara G20 tapi juga pada organisasi yang bisa menjadi mitra potensial untuk pendanaan FIF," kata Juru Bicara Indonesia untuk G20, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers update Health Working Group G20 Ketiga di Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Presiden Ukraina Disebut Bakal Hadiri KTT G20 jika Putin Datang, Ini Kata Kemenlu

Nadia mengatakan, sejumlah negara G20 memang belum menyampaikan komitmennya untuk turut berkontribusi dalam dana patungan ini.

Indonesia sendiri sudah menyumbang 50 juta dollar AS dalam lembaga pengumpul dana darurat tersebut.

Selain Indonesia, beberapa negara yang sudah berkontribusi yakni Amerika Serikat sebesar 450 juta dollar AS, Uni Eropa, Jerman, Singapura, Inggris, Wellcome Trust, Bill and Melinda Gates Foundation, Italia, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Korea Selatan.

Hingga kini, jumlah dana yang terkumpul mencapai 1,28 miliar dollar AS dari target 12,5 miliar dollar AS dalam lima tahun ke depan.

"Kita berharap komitmen selama lima tahun bisa mencapai 12,5 miliar dollar AS, yang artinya komitmen ini akan secara bertahap bisa dimanfaatkan dan bisa digunakan untuk negara-negara dalam rangka pencegahan maupun penanganan pandemi ke depannya," ujar dia.

Baca juga: Ketua Komisi I Nilai Konflik Rusia-Ukraina Sensitif dan Politis bagi Presidensi G20 Indonesia

Terkait prioritas penggunaan dana tersebut, menurut dia, semua negara masih menggodok alokasinya.

Hal yang jelas, tujuan pembentukan FIF menyasar pada negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income countries) alih-alih negara berpenghasilan tinggi (high income country).

Menurut Nadia, pembentukan FIF terasa penting lantaran belum ada lembaga keuangan khusus yang permanen untuk penanganan pandemi, seperti Global Fund untuk pengendalian HIV/AIDS, TBC, dan malaria di dunia.

Selama ini, dana penanganan pandemi hanya dialokasikan ketika pandemi menyebar.

Tak heran, dana tersebut tidak berkesinambungan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi di masa depan.

"Kalaupun ada (lembaga serupa), itu sifatnya ad hoc (tidak permanen) dan nanti setelah pandemi selesai, tidak ada kesinambungannya," tutur Nadia.

"Kita lihat pada saat awal (pandemi Covid-19) dengan tidak adanya suatu badan permanen, kelincahannya untuk merespons pandemi itu terlihat kurang. Banyak negara yang kemudian tidak memiliki akses," kata dia.

Baca juga: Indonesia Dorong Kebijakan Penyelesaian Pandemi Covid-19 dalam Presidensi G-20

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com