Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agenda Utama KTT G20 di Tanah Air Bakal Sulit Tercapai di Tengah Perang Rusia-Ukraina

Kompas.com - 30/03/2022, 20:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Ginandjar Kartasasmita menyatakan, agenda utama KTT G20 yang bakal diadakan di Indonesia pada November 2022 bakal sulit tercapai bila perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tak kunjung berakhir.

Pasalnya, konflik antara kedua tersebut menempatkan Indonesia yang menjadi Presidensi G20 pada kondisi yang dilematis.

Beberapa negara barat anggota G20 seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menyuarakan boikot terhadap kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke forum G20. Di sisi lain, China yang juga anggota G20 mendukung Indonesia untuk mengundang Rusia pada forum tersebut.

"Pertentangan antara anggota G20 atas kehadiran Putin membuat posisi Indonesia menjadi dilematis. Kita berharap sebelum November persoalan sudah selesai, kalau tidak ruwet sekali," ujar Ginandjar dalam kuliah umum Universitas Paramadina yang diadakan secara virtual, Rabu (30/3/2022).

Baca juga: Benda Mirip Bom Ditemukan Saat Ada Acara Pertemuan G20 di Solo, Apa Itu Aksi Teror?

Ginandjar pun menilai, satu-satunya cara agar KTT G20 mendatang bisa berjalan lancar yakni perang antara Rusia dan Ukraina bisa dihentikan.

Dengan demikian, pembahasan agenda utama G20, yakni terkait dengan perbaikan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi bisa berjalan lancar.

"Sulit untuk fokus ke agenda utama kalau ini terus berlanjut. Kalau negara-negara itu tidak mau ikut dalam proses ini akan ruwet juga," ujar Ginandjar.

Baca juga: Pegang Presidensi G20, Apa Manfaatnya untuk Indonesia?

Ia pun memaparkan beberapa dampak yang bakal dialami Indonesia bila perang Rusia dan Ukraina terjadi berkepanjangan.

Misalnya saja, APBN Indonesia akan kian terbebani lantaran harga minyak bumi yang merangkak naik sejak invansi Rusia ke Ukraina akhir Februari lalu.

Di sisi lain, Indonesia harus berhadapan dengan kenaikan harga-harga komoditas yang diimpor dari Rusia dan Ukraina seperti gandum, jagung, hingga kedelai.

"Akan terjadi kenaikan harga-harga akibat gangguan global supply chain yang berdampak terhadap Indonesia dan Asean karena bahan pangan dan pakan seperti gandum, kedelai, dan sebagian daging. Kepentingan kita harus berhenti perang ini karena akan berakibat pada APBN," ujar Ginandjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com