Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dukung Langkah Pemerintahan Jokowi Tetap Undang Rusia Hadiri G20

Kompas.com - 27/03/2022, 14:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) setuju jika Presiden Rusia Vladimir Putin diundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diadakan akhir tahun nanti di Tanah Air.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menilai, undangan itu justru dapat menunjukkan peran Indonesia dalam membuka dialog negara-negara dunia terkait konflik Rusia-Ukraina.

"Sehingga undangan yang telah diberikan pemerintah Republik Indonesia melalui presidensi Bapak Jokowi itu didukung oleh PDI Perjuangan," kata Hasto ditemui di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (27/3/2022).

Hasto mengatakan, semua pihak berharap Indonesia mengambil peran dalam mengatasi konflik Rusia-Ukraina.

Baca juga: Putin Aakan Hadiri KTT G20 Bali, Begini Sikap Indonesia Sebagai Ketua

Ia mengatakan, Indonesia utamanya diharapkan mampu mengimplementasikan prinsip luar negeri bebas aktif melalui G20 untuk membuka dialog.

"Kemudian dengan cara dialog itu, berbagai persoalan di Rusia-Ukraina bisa jadi agenda dari G20. Itu yang diharapkan dari PDI-P," imbuh Hasto.

Senada dengan Hasto, Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga mengatakan, partainya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia dan negara-negara lain yang tergabung G20 mampu menghasilkan solusi dari konflik Rusia-Ukraina.

Baca juga: Saat Dubes Rusia dan Ukraina Lobi DPR soal Kehadiran Putin di KTT G20

Dia pun berharap, Bali sebagai salah satu tempat dilakukannya G20 mampu menjawab kebuntuan dari konflik dua negara di Eropa Timur itu.

"Harapan saya sebagai pribadi bangsa Indonesia, Bali bisa menjadi sarana, alam yang demikian indah, Island of paradise, Island of God bisa menengahi dua bangsa besar bangsa Rusia dan Ukraina, itu harapan kita," tuturnya di kawasan Gelora Bung Karno.

Dia pun mencontohkan bagaimana peran Presiden Pertama RI Soekarno ketika menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Baca juga: Indonesia, Rusia, dan G20

Menurut dia, Konferensi tersebut menghasilkan negara-negara di Asia dan Afrika dapat merdeka.

"Kita beri kepercayaan pada pemimpin bangsa kita dan juga negara di G20 karena ini negara-negara besar yang mendominasi perekonomian di dalam dunia yang saat ini sedang berkembang," ungkap anggota Komisi XI DPR itu.

"Jadi kita tunggu lah perkembangan dalam beberapa hari ini. Saya yakin pasti ada jalan keluar terbaik untuk mengatasi kebuntuan ini," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menghadiri KTT G20 akhir tahun ini di Indonesia. Hal itu pihak Moskwa pada Rabu lalu sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com