Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Badan Pangan Imbau Masyarakat Tak Lakukan "Panic Buying" Minyak Goreng

Kompas.com - 11/03/2022, 13:44 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengimbau masyarakat tidak melakukan panic buying (beli dalam jumlah besar) minyak goreng di tengah kelangkaan komoditas itu beberapa waktu terakhir.

"Saya ingin mengimbau, sebagai kepala Badan Pangan Nasional, agar tidak panic buying. Jadi kalau yang biasa satu rumah order dua pouch empat liter, enggak usah beli dua karton, tiga karton," kata Arief di Pasar Induk Besar Cipinang, Jakarta, Jumat (11/3/2022).

Arief mengemukakan, panic buying dapat mengganggu ketersediaan minyak goreng di pasaran karena kapasitas produksi minyak goreng tidak sebanding dengan pembelian masyarakat.

Baca juga: Wapres: Membeli Minyak Goreng untuk Persiapan dan Menimbun Itu Beda

"Kalau setiap orang, setiap rumah tangga membelinya lebih atau beberapa kali lipat, itu artinya akan menarik stok di pasar," ujar Arief.

Akibatnya, menurut Arief, produksi dan dsitribusi minyak goreng harus berkejaran dengan tingginya pembelian oleh rumah tangga.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menilai, ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng di pasaran. Pertama, karena kebocoran untuk industri yang kemudian dijual dengan harga tidak sesuai patokan pemerintah. Kedua, ada penyelundupan dari sejumlah oknum.

"Ini akan saya tindak keduanya menurut hukum," kata Lutfi di Pasar Kebayoran Lama, Rabu lalu.

Lutfi juga mengatakan, ketersediaan minyak goreng yang banyak tetapi langka di pasaran karena ada beberapa oknum yang menimbun. Hasil timbunan itu lantas dijual ke luar negeri dengan harga yang berlaku di tingkat global.

"Jadi ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum," ujar Lutfi.

"Pokoknya kami lagi mencoba, harga internasional boleh setinggi mungkin, harga nasional tetap terjangkau dan tersedia," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com