JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf menilai, masyarakat yang menyimpan stok minyak goreng di rumah masing-masing semestinya tidak dianggap menimbun minyak goreng.
Hal ini disampaikan Ma'ruf merespons pernyataan Kementerian Perdagangan yang mencurigai masyarakat konsumen telah menimbun minyak goreng di rumah masing-masing.
"Saya kira, itu antara yang membeli untuk persiapan dengan menimbun beda, saya kira ada kriterianya," kata Ma'ruf di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Viral, Video Ratusan Warga di Lubuk Linggau Berdesakan demi Minyak Goreng
Ma'ruf berpandangan, masyarakat yang menyimpan stok minyak goreng di rumahnya tidak perlu dikhawatirkan.
Sebab, menurut dia, jumlah stok minyak goreng yang disimpan tidak terlalu banyak dibandingkan stok yang ditimbun oleh spekulan yang jumlahnya berton-ton.
"Tidak usah khawatir kalau dia nyimpan numpuk berapa lama, paling kemampuan nyimpannya berapa lah, itu tidak masuk kategori menimbun," kata Ma'ruf.
Baca juga: Disperindag Karawang Pastikan Minyak Goreng Aman saat Ramadhan
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko sebelumnya mengemukakan, ada persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang yakni panic buying.
Karena sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, masyarakat membeli minyak goreng melebih kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.
Padahal, hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menstok minyak goreng.
“Tapi ini baru terindikasi,” kata dia saat kunjungan kerja ke Palembang, Sumatra Selatan seperti dilaporan kantor berita Antara hari Minggu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.