JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengungkapkan, lambang Nahdlatul Ulama (NU) telah menginspirasi Bung Karno.
Sebab, lambang NU tersebut menegaskan posisi geopolitik Indonesia.
"Visi Bung Karno soal kemerdekaan Indonesia itu sama dengan membangun persaudaraan dunia. Pengaruh lambang NU itu sangat kuat dalam geopolitik Indonesia dan juga logonya menginspirasi dari Bung Karno," ujar Hasto saat mengisi acara peringatan Harlah ke-96 NU yang ditayangkan secara daring pada Sabtu (12/2/2022).
Menurut Hasto, Bung Karno pernah menyampaikan pidato berjudul "Indonesia Menggugat" pada tahun 1930.
Dalam pidato yang terinspirasi semangat geopolitik itu, kata Hasto, Bung Karno mengatakan bahwa Indonesia akan merdeka suatu saat ketika perang Pasifik terjadi.
Baca juga: Cerita Hasto soal Bung Karno Bantu Negara-negara Islam Raih Kemerdekannya
Ia menambahkan, Bung Karno sejak awal dekat dengan NU.
"Di Muktamar NU ke-23 beliau katakan "Saya sangat cinta sekali dengan NU. Saya sangat sedih ketika ada orang katakan dia tidak cinta dengan NU. Meski harus dengan merayap saya tetap datang ke Muktamar ini agar orang tak meragukan kecintaan saya ke NU"," ujar Hasto menirukan perkataan Bung Karno.
"Itu di Muktamar NU ke-23. Itu adalah suasana kebatinan beliau yang menyadari peran dari NU. Di mana NU dalam seluruh muktamarnya memiliki visi yang sangat sangat kuat (tentang kebangsaan)," lanjut Hasto.
Tak hanya dengan NU, sebut dia, Soekarno juga dekat dengan Muhammadiyah. Menurut dia, kedekatan Bung Karno dengan berbagai organisasi keagamaan ini membuktikan bahwa Sang Proklamator tidak membenci ulama.
Apalagi, apabila Bung Karno kemudian disebut sering memenjarakan ulama.
Baca juga: Cerita Hasto soal Bung Karno yang Selundupkan Senjata untuk Bantu Kemerdekaan Aljazair
"Yang beranggapan seperti itu sama sekali tidak paham sejarah dan melecehkan Bung Karno. Dia tidak paham bagaimana spirit perjuangan beliau," tutur Hasto.
"Bung Karno dekat dengan NU, juga dekat dengan Haji Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah. Artinya orang yang beranggapan seperti itu ahistoris," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.