KOMPAS.com – General Manager (GM) Fundraising Wakaf Dompet Dhuafa Bobby Manulang mengatakan, pihaknya menggelar kampanye #WakeUpWakaf untuk menyapa para millenials dan berusaha meningkatkan literasi wakaf kepada anak muda.
Menurutnya, selama ini literasi wakaf intens dan fokus diberikan kepada senior citizen karena wakaf identik ditunaikan dalam bilangan jutaan rupiah, seperti wakaf tanah.
Padahal, wakaf sejatinya merupakan sebuah kepeloporan tentang khasanah wakaf yang bisa diikuti oleh kalangan muda juga.
“Kami pun menarik relevansi kuat antara aksi-aksi kemanusiaan dengan wakaf, termasuk membangun kemampuan merespons kebencanaan dan segala bentuk dampak yang dihadapi masyarakat terutama saat pandemi,” ujarnya.
Dia mengatakan itu saat menjadi narasumber dalam gelar wicara Wakaf Sosial Kemanusiaan yang merupakan rangkaian kegiatan dari Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Bina Mualaf dengan Baik, Dompet Dhuafa Raih LDK Award 2021 dari MUI
Oleh karena itu, Bobby menyebutkan, Dompet Dhuafa memfasilitasi wakaf yang berperan memperkuat hulu agar kemampuan merespons kebutuhan masyarakat semakin mudah.
Dia mencontohkan, wakaf bisa dilakukan melalui membangun lahan pertanian produktif dan membuat suatu lumbung pangan yang bisa mendukung kebutuhan bantuan pangan masyarakat.
“Tak hanya itu, kami juga berupaya menghadirkan sarana respons kemanusiaan lainnya, seperti kendaraan Dapur Umum Keliling (Darling), dan juga ambulans kesehatan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Bobby menambahkan, kampanye #WakeU Wakaf menerima wakaf mulai dari Rp 10.000. Tujuannya agar semua orang bisa berwakaf dengan nominal rendah.
“Jangan remehkan nominalnya hari ini, namun (lihatlah) kemampuan kita dalam berinteraksi pada ruang-ruang sosial. Jika ada satu juta pemuda mau berikrar menjadi pelopor wakaf, yang Rp 10.000 ini bisa menjadi Rp 10 miliar,” terangnya.
Baca juga: Wakaf Uang yang Terkumpul Masih Minim, Ini Kata Badan Wakaf
Dia juga menyebutkan, bila ikhtiar ini konsisten dalam tiga bulan saja, hal itu sama dengan Dompet Dhuafa mampu membangun rumah sakit berkapasitas 80 bed untuk melayani dhuafa.
“Bahkan, wakaf produktif sudah memiliki instrumen Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS), ini lebih canggih karena wakaf memiliki relevansi sangat kuat dengan segala aktifitas masyarakat. Pun di pasar keuangan, wakaf juga bisa hadir,” jelas Bobby.
Adapun, gelar wicara tersebut turut dipandu Nina Septiani dan turut menghadirkan GM Layanan Sosial Dompet Dhuafa Juperta Panji, dan Chief Disaster Management Center (DMC) Haryo Mojopahit. Hadir pula Super Volunteer Dompet Dhuafa, yakni Aliah Sayuti dan Fairuz A Rafiq.
Pada kesempatan ini, Alia sebagai pegiat wakaf mengaku beruntung bisa mengenal Dompet Dhuafa.
Pasalnya, dia menyadari pentingnya literasi wakaf. Menurutnya, dari literasi ini orang bisa menemukan lembaga wakaf terkait yang bisa dipercaya, salah satunya Dompet Dhuafa.