Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden PKS: Jangan Benturkan Identitas demi Kepentingan Kekuasaan

Kompas.com - 20/08/2021, 16:33 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan, Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang mampu membangun rasa persatuan, kebersamaan, dan persaudaraan di tengah situasi berat akibat pandemi.

Ia mengatakan, bangsa Indonesia membutuhkan kolaborasi untuk menciptakan rasa senasib-sepenanggungan agar saling membantu dan menguatkan, bukan segregasi apalagi polarisasi.

"Jangan sekali-sekali membenturkan identitas sesama anak bangsa demi meraih kepentingan kekuasaan," kata Syaikhu, dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum Partai Politik memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Wacana Amendemen UUD 1945, PKS: Lebih Baik Bahas Roadmap Penanganan Covid-19

Syaikhu menuturkan, kepemimpinan nasional mesti berakar pada visi kebangsaan yang sama yakni satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Ia menyebutkan, di tangan pemimpin yang memiliki visi kebangsaan, Pancasila akan menjadi energi besar yang menyatukan seluruh komponen bangsa.

"Sebaliknya, di tangan pemimpin yang buta visi kebangsaan, maka Pancasila akan dijadikan alat kekuasaan untuk mengadu domba sesama anak bangsa dan digunakan untuk memberangus kelompok-kelompok yang dianggap berbeda pandangan dan mengancam hegemoni kekuasaan," kata Syaikhu.

Baca juga: Ketum PPP: Demokrasi Bukan Alat untuk Memecah Belah, Saling Mencaci bahkan Membenci

Menurut Syaikhu, saat ini ada unsur-unsur kekuasaan, yang atas nama Pancasila, menstigma kelompok lain dengan label radikal dan anti-NKRI.

Ia berpandangan, tindakan adu domba dan memecah belah bangsa tersebut tidak Pancasilais dan nasionalis.

Syaikhu menuturkan, tugas bangsa Indonesia hari ini ialah merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan memperdebatkannya.

"Oleh karena itu, mari kita akhiri klaim-klaim sepihak yang mengatakan misalnya 'saya Pancasila', 'kami pancasila'. Tindakan klaim-klaim sepihak tersebut akan melukai dan membenturkan identitas sesama anak bangasa, kita harusnya bersama-sama mengumandangkan 'kita Pancasila'," kata Syaikhu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com