JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Masyarakat Antikorupsi menggelar ruwatan di Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK yang menjadi Kantor Dewan Pengawas KPK (Dewas KPK) pada Jumat (28/5/2021) sore.
Pantauan Kompas.com, pada pukul 15.30 WIB, massa aksi mulai memasuki Gedung ACLC.
Mereka menggelar ritual ruwatan dengan meletakkan piring-piring yang berisi kembang, rokok, dan bubuk teh.
Baca juga: Tolak Pemberhentian 51 Pegawai KPK, Koalisi Masyarakat Anti-Korupsi Gelar Ruwatan
Peserta aksi juga membakar dupa dan memakai topeng Ketua Dewas KPK Tumpah Hatorangan Panggabean, anggota Dewas Albertina Ho, hingga Syamsuddin Haris.
"Aksi meruwat KPK sendiri untuk menghilangkan roh-roh jahat dari berbagai kalangan, utamanya pemerintah dan orang-orang di belakanganya terhadap KPK. Seperti kita ketahui situasi KPK sedang darurat,” ucap Raihan Pudol perwakilan peserta aksi, Jumat.
Pudol berpendapat, 51 pegawai KPK yang sudah diberhentikan dan dinyatakan tidak bisa dibina untuk menjadi ASN itu harus diberi keadilan karena mereka adalah pegawai yang berintegritas.
Baca juga: 75 Pegawai KPK yang Lolos TWK Kirim Surat ke Pimpinan soal TWK, Ini 5 Permintaannya
Jika tetap dinonaktifkan, menurut dia, rezim saat ini telah bertindak sewenang-wenang.
"51 pegawai KPK ini harus diberi keadilan, tidak sewajarnya diseleksi dengan mekanisme seperti itu, dengan pertanyaan seksis diskriminatif,” kata Pudol.
“Karena jika kita melanggengkan perlakuan seperti itu maka sama saja membiarkan rezim ini bertindak sewenang-wenang dan menghilangkan perlahan orang yang berintegritas," ucap dia.
Sebanyak 75 pegawai KPK dinyatakan tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).
Dari 75 pegawai tersebut, 51 di antaranya diberhentikan dan 24 pegawai akan dibina kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.