Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Masih Ada yang Salah Persepsi soal Pengertian Khilafah

Kompas.com - 09/11/2020, 09:07 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, masih ada orang-orang yang mispersepsi atau salah memahami tentang pengertian khilafah.

Hal tersebut yang membuat adanya pihak-pihak tertentu yang menganggap Indonesia belum memiliki sistem kenegaraan sehingga mereka memaksa ingin memasukkan sistem khilafah.

"Padahal kita sudah punya kesepakatan, sudah ada konsensus nasional bahwa negara kita bentuknya republik dan itu juga Islami, yang penting prinsip-prinsipnya dibangun dalam sistem itu," ujar Ma'ruf dalam acara bertajuk Indonesia Damai Tanpa Khilafah, Senin (9/11/2020) pagi.

"Dia mispersepsi tentang kenegaraan kita seakan-akan kalau bukan khilafah tidak Islami, seakan-akan Indonesia masih bisa diganti-ganti, tidak bisa! Karena kesepakatan itu mengikat," lanjut dia.

Baca juga: Saat Wapres Maruf Amin Dibela karena Kinerjanya Dinilai Kurang Memuaskan

Ma'ruf mengatakan, dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 yang telah disepakati, tidak ada yang menyalahi prinsip-prinsip ajaran Islam.

Oleh karena itu, kata dia, ketika ada yang ingin memaksakan khilafah masuk ke Tanah Air tidak bisa karena sistem khilafah sudah tertolak di Indonesia karena menyalahi kesepakatan.

"Negara yang normal itu tidak ada yang menggunakan sistem khilafah, sekarang yang menggunakan khilafah itu cuma ISIS dan yang tidak normal itu, ISIS itu," kata dia.

"Tapi kalau ini tidak bisa disadarkan dan dia trus melakukan manuver-manuver, maka itu berhadapan dengan sistem kenegaraan. Tentu kalau ingin ganti sistem pemerintahan maka dia menghadapi aturan-aturan UU yang ada dalam negara ini. Itu merugikan mereka sendiri," lanjut dia.

Lebih jauh Ma'ruf menjelaskan, kesalahpahaman pengertian khilafah terjadi karena menganggap sistem kenegaraan dalam Islam hanya khilafah.

Meskipun diakuinya bahwa khilafah pernah ada dalam Islam dan diterima pada masanya.

Baca juga: Publik Disebut Tak Puas Kinerja Maruf Amin, Jubir: Wapres Tindak Lanjuti Keputusan Presiden

Namun sistem yang lain juga diterima oleh Islam, baik kerajaan, keamiran, hingga republik.

Contohnya Arab Saudi dengan sistem kerajaan tapi Islami. Begitu pun negara seperti Qatar, Kuwait, Emirat Arab yang menggunakan sistem keamiran tetapi tetap Islami.

Termasuk negara-negara yang menggunakan sistem republik seperti Mesir, Turki, dan Indonesia yang tetap Islami.

"Maka, bahwasanya sistem negara Islam itu khilafah saya kira tidak benar. Ini mispersepsi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com