JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, tidak seluruh produk UMKM anjlok penjualannya di masa pandemi virus corona (Covid-19).
Ada beberapa produk UMKM yang justru penjualannya meningkat, yakni produk yang biasa digunakan sehari-hari.
"Tercatat, tingginya angka penjualan daster dan sarung, disebabkan oleh lebih banyaknya kegiatan yang dilakukan masyarakat dari rumah," kata Teten dalam diskusi di Graha BNPB, Rabu (15/7/2020).
Bahkan, ada pelaku UMKM penjual produk sehari-hari yang dapat meraup untung hingga tiga kali lipat dibandingkan biasanya.
Baca juga: Bukan Cuma Modal dan Covid-19, UMKM juga Terkendala Pasar hingga Bahan Baku
Menurut Teten, pergeseran tren konsumen ini mesti ditangkap dengan baik oleh pelaku UMKM.
"Ketika orang diam di rumah, demand-nya geser, kita arahkan UMKM seperti usaha batik untuk bikin pakaian rumah, misalnya daster, celana pendek dan omzetnya bisa tiga kali lipat," ujar Teten.
Selain itu, kebutuhan produk alat-alat kesehatan juga semakin meningkat di masyarakat.
"Usaha di sektor alat kesehatan dan alat olahraga terus mengalami pertumbuhan yang positif. Sebab, akibat pandemi ini kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh semakin meningkat," tutur dia.
Di sisi lain, tercatat ada sekitar 37.000 pelaku UMKM yang melapor ke Kementerian Koperasi dan UKM merasakan dampak negatif Covid-19.
Baca juga: Semester I Tahun 2020, Modalku Salurkan Pinjaman Rp 15,4 Triliun ke UMKM di Asean
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari menyebut, data yang didapatkan tersebut masih bergulir hingga saat ini.
Data itu didapatkan dari laporan pelaku UMKM melalui berbagai sumber, yakni hotline call center Kemenkop dan UKM, Dinas terkait di daerah serta asosiasi pendamping UMKM.
"Data yang masuk ini secara umum 87 persen yang terdampak merupakan usaha level mikro, dikaitkan dengan skema program yang didesain 54,2 persen belum miliki tabungan usaha," kata Fiki dalam Konferensi pers via daring pada Kamis (16/4/2020).
Dari data laporan tersebut, sebanyak 56 persen UMKM melapor karena terjadi penurunan penjualan, 22 persen mengaku kesulitan permodalan, 15 persen melapor terjadi distribusi yang terhambat dan 4 persen melaporkan kesulitan bahan baku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.