JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Abdul Basit mengaku, mahasiswa tidak menolak ajakan Presiden Jokowi untuk bertemu di Istana Kepresidenan beberapa hari yang lalu.
Ia mengaku, pihaknya tak mendapatkan undangan resmi dari pihak istana.
"Kita tidak menolak, pada intinya kita bersikap terkait statement yang disampaikan oleh Pak Jokowi berbicara mengundang dengan BEM. Itu kami pun sebelumnya belum mendapatkan undangan resmi apapun dari Pak Presiden," kata Abdul dalam acara Kompas TV "Gerakan Gen Z, Wajah Baru Demokrasi", Sabtu (28/9/2019).
Baca juga: BEM Jakarta Sebut Aksi Mahasiswa Murni Tolak RKUHP dan UU KPK, Tanpa Ditunggangi
Abdul mengatakan, terkait dengan pernyataan presiden yang ingin bertemu mahasiswa, maka pihaknya kembali menantang keseriusan presiden untuk menggelar pertemuan dengan mahasiswa.
"Yang kedua adalah statement beliau ngundang BEM, kita menantang kembali presiden untuk bertemu mahasiswa di forum terbuka," ujarnya.
Presiden Jokowi sebelumnya mengaku akan bertemu dengan perwakilan mahasiswa yang dalam beberapa hari terakhir melakukan aksi unjuk rasa menolak revisi UU KPK dan RKUHP.
Baca juga: Batal Dialog dengan Mahasiswa, Presiden Jokowi Bertemu Relawan
Pertemuan akan digelar Jumat (27/9/2019).
Kendati demikian, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia menyatakan hanya bersedia bertemu dengan Presiden Joko Widodo apabila pertemuan dilakukan secara terbuka alias dapat disaksikan langsung masyarakat luas.
Demikian diungkapkan Koordinator Pusat Aliansi BEM seluruh Indonesia Muhammad Nurdiyansyah dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2019).
Baca juga: Soal Penangkapan Para Aktivis, Apa yang Terjadi dengan Pemerintahan Jokowi?
"Menyikapi ajakan pertemuan dengan Presiden Jokowi, Aliansi BEM Seluruh Indonesia hanya bersedia bertemu dengan Presiden apabila dlaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional," kata Nurdiyansyah.
Adapun pertemuan presiden dan mahasiswa batal.
Pihak istana membantah batalnya pertemuan tersebut karena mahasiswa memberikan persyaratan hanya ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo secara terbuka.