Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Ketua DPR Minta Hentikan Kegaduhan Politik

Kompas.com - 05/05/2019, 14:23 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengajak kubu yang bersaing di Pemilu 2019 untuk menghentikan kegaduhan menjelang Ramdhan.

Menurut Bambang, bulan Suci ini sebaiknya dijadikan momentum pemulihan hubungan baik antarkomunitas yang selama ini berseberangan lantaran beda pilihan politik.

"Pemulihan hubungan baik itu hendaknya diawali dengan kesadaran bersama untuk berhenti menyemburkan ujaran kebencian, berhenti saling tuduh, berhenti saling ancam dan tidak lagi membuat pernyataan provokatif," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (5/5/2019), seperti dikutip Antara.

Dia menilai selama Ramadhan, semua kekuatan politik harus peduli dan menghormati masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah puasa.

Baca juga: Elite Politik Diminta Hargai Partisipasi Publik daripada Buat Kegaduhan Pasca-pemilu

Karena itu, dia mengatakan, ruang publik hendaknya bersih dari segala sesuatu yang berpotensi menganggu atau merusak kesakralan bulan suci Ramadhan.

"Dua pekan lebih setelah pemungutan suara Pemilu 2019, sebagian masyarakat merasa tidak nyaman, karena ruang publik masih terasa sangat bising," ujarnya.

Anak-anak yatim binaan NU Care-Laziznu Jawa Timur membawa poster diiringi tabuhan rebana saat melakukan aksi damai di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/4/2019). Kegiatan yang diikuti 99 anak yatim tersebut guna menyerukan kepada masyarakat untuk kembali merajut persatuan usai pelaksanaan Pemilu 2019 segus menyambut malam Nisfu Syaban serta Bulan Ramadan 1440 H yang akan datang. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.ANTARA FOTO/Moch Asim Anak-anak yatim binaan NU Care-Laziznu Jawa Timur membawa poster diiringi tabuhan rebana saat melakukan aksi damai di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/4/2019). Kegiatan yang diikuti 99 anak yatim tersebut guna menyerukan kepada masyarakat untuk kembali merajut persatuan usai pelaksanaan Pemilu 2019 segus menyambut malam Nisfu Syaban serta Bulan Ramadan 1440 H yang akan datang. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.
Kebisingan itu menurut dia, dilontarkan kedua kubu yang paling berkepentingan dengan hasil penghitungan suara pemilihan presiden. Misalnya isu tentang kecurangan terus dihembuskan kedua kubu.

Politisi Partai Golkar itu berpendapat, kebisingan itu memancing perhatian sebagian publik

"Namun tidak sedikit juga yang terpancing emosinya. Perilaku emosional yang dipertontonkan, kendati hanya dengan pernyataan yang provokatif, tidak pelak membuat beberapa kalangan cemas atau khawatir," ujarnya.

Bambang mengatakan, di kalangan akar rumput sempat tergoda menyoal isu "people power" yang diwacanakan kalangan tertentu. Perbincangan tentang isu tersebut bermunculan karena "perang" pernyataan atau saling tuduh tentang kecurangan Pemilu 2019 tidak pernah reda.

Baca juga: Menhan: Tak Ada Lagi 01 02, Waktunya Persatuan Indonesia

Menurut dia, para tokoh masyarakat sudah menggemakan imbauan agar saling tuduh itu tidak diteruskan namun imbauan itu seperti dianggap angin lalu.

"Karena itu, bulan suci Ramadhan patut untuk dijadikan momentum bagi semua kekuatan politik untuk menahan diri dan membantu masyarakat di berbagai daerah mewujudkan pemulihan hubungan baik antarkomunitas," katanya.

Kompas TV Hingga Minggu (5/5) pagi, data pemilu presiden yang sudah masuk di Sistem Informasi Penghitungan Suara Komisi Pemilihan Umum mencapai 66,54 persen. Data yang masuk ke KPU berasal dari 541.228 TPS. Dari data yang masuk, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih unggul atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pasangan nomor urut 01 mendapat 56,15 persen suara dan pasangan nomor urut 02 meraih 43,85 persen suara. Masyarakat juga bisa memantau penghitungan suara pemilu 2019 dengan mengakses situs resmi KPU. #SitungKPU #JokowiMaruf #PrabowoSandi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com