JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta, berpendapat bahwa narasi yang kerap dilontarkan oleh salah satu kubu pasangan capres-cawapres berpotensi menimbulkan kegaduhan.
Narasi yang dimaksud terkait keyakinan kubu pasangan calon dapat memenangkan Pilpres 2019 dan dugaan adanya kecurangan.
"Narasi seperti 'kita pasti menang kalau tidak menang berarti kita dicurangi', ini adalah narasi-narasi berbahaya," ujar Stanislaus dalam diskusi yang digelar Indonesian Public Institute (IPI) di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).
Baca juga: Kawal Pemilu, Upaya Menjaga Demokrasi dari Kecurangan..
"Sebenarnya narasi itu dapat memancing kegaduhan pada waktu nanti pemungutan atau penghitungan suara," ucapnya.
Menurut Stanislaus, narasi seperti itu termasuk dalam propaganda yang bertujuan untuk mendelegitimasi pihak lawan oleh kubu yang tidak siap menerima kekalahan.
Baca juga: INFOGRAFIK: Bagaimana Memastikan Kita Bisa Memilih dalam Pemilu?
Oleh sebab itu, ia berharap kedua kubu pasangan calon tidak melontarkan narasi-narasi yang justu dapat menimbulkan konflik di masyarakat dan memperparah polarisasi.
"Jadi ada orang bertanding tapi dia tidak siap kalah. jadi sudah memastikan diri menang dan yakin menang, kalau kalah dicurangi. Ini kan narasi yang dibangun untuk memunculkan kegaduhan," ucapnya.