Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LSI Denny JA: Dinamika Politik hingga "Error" Jadi Penyebab Hasil Survei Berbeda-beda

Kompas.com - 27/03/2019, 06:22 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman menuturkan, situasi politik elektoral sangatlah dinamis.

Menurut dia, hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat hasil survei setiap lembaga berbeda-beda.

Oleh karena itu, Ikrama berpandangan bahwa hasil tersebut hanya relevan di kala survei dilakukan.

Baca juga: Fahri Hamzah Anggap Penelitian LSI Denny JA Berpotensi Adu Domba

"(Survei) dibaca jika survei dilakukan bulan Maret, maka datanya hanya berlaku pada bulan Maret," kata Ikram saat acara diskusi bertajuk "Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?", di Upnormal Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).

Faktor berikutnya adalah metode penarikan sampel, yang termasuk dalam kategori sampling error.

Jika metode yang digunakan tidak tepat, Ikram mengatakan hasilnya juga akan terpengaruh menjadi tidak benar.

Baca juga: Ketua DPP PAN: Hasil Survei LSI Denny JA Selalu Meleset

"Bukan margin of error, tapi sampling error. Kalau penarikan sampling-nya tidak benar misalnya, maka dia tentu hasilnya akan tidak benar," ungkap dia.

Ikram pun mencontohkan mekanisme internal lembaganya. Ia mengatakan bahwa LSI Denny JA akan melakukan autopsi atau analisis jika terdapat data yang janggal dari temuan di lapangan.

Jenis error lain yang berpengaruh terhadap hasil survei adalah non-sampling error. Faktor itu mencakup hal-hal yang memengaruhi responden di lapangan, misalnya pertanyaan yang diajukan.

Baca juga: Tanggapi Survei LSI Denny JA, Gerindra Merasa Golkar Bukan Saingannya

Ikram mengambil contoh misalnya jawaban responden ditutupi karena merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang diajukan.

"Ada juga non-sampling error, artinya ini di faktor lapangan, ada yang namanya response biased dan non-response biased," ujar Ikram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com