JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Adi Prayitno menilai lembaga survei tidak perlu dihakimi karena merilis hasil survei terkait politik yang berbeda.
Ia menilai, setiap lembaga yang melakukan dan merilis surveinya telah mempertaruhkan nama baik atau kredibilitasnya.
Adi mengungkapkan hal tersebut saat acara diskusi bertajuk "Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?", di Upnormal Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).
"Publik tidak perlu harus menghakimi lembaga survei yang tidak kredibel pesanan atau apapun. Karena survei ini adalah metodologi yang cukup rumit dan tentu semua lembaga survei mempertaruhkan kredibilitasnya," ungkap Adi.
Baca juga: Hasil Survei Harus Berbeda Satu Sama Lain, Menurut Pakar Ini Sebabnya
Menurutnya, hasil survei tak perlu ditanggapi berlebihan. Ia berpandangan, survei seharusnya dianggap sebagai bagian dari dunia politik saat ini.
"Jadi hasil survei itu harus dimaknai biasa-biasa saja, yang harus dianggap bagian dari kepentingan politik elektoral kita hari ini," tuturnya.
Bahkan, ia mengaku senang dengan hasil survei yang berbeda-beda dari berbagai lembaga.
Ia menjelaskan bahwa survei merupakan salah satu ciri yang membuat ilmu politik sebagai sesuatu yang ilmiah.
Baca juga: Pengamat Politik Mengaku Senang Lihat Hasil Survei yang Berbeda-beda
Oleh karena itu, Adi mengatakan hasil survei yang berbeda-beda akan membuat orang semakin tertarik dengan ilmu tersebut.
"(Saya) sebagai pengajar, agak senang kalau banyak survei yang berbeda-beda, karena akan semakin membuat orang tertarik dengan ilmu politik," ujar dia.
Selain itu, ia pun merasa bersyukur dengan hasil survei yang berbeda-beda karena menunjukkan kedinamisan ilmu politik.