Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Prabowo Minta Aturan Debat Selanjutnya Tak Terlalu Kaku

Kompas.com - 19/01/2019, 12:53 WIB
Reza Jurnaliston,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Materi dan Debat Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, memberi catatan setelah penyelenggaraan debat pertama Pilpres.

Sudirman meminta KPU membuat aturan yang lebih memberikan ruang untuk kandidat menggali orisinalitas gagasan, visi, misi, dan program.

“Mungkin aturan perdebatan dibuat lebih rileks dan lebih organik. Jangan terlalu kaku dengan batasan-batasan yang menyebabkan orisinalitas dari kandidat tidak keluar,” tutur Sudirman saat diskusi ”Debat Belum Hebat?” di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).

Sudirman meminta, ekplorasi gagasan, visi, misi, dan program kedua capres-cawapres menjadi fokus saat debat dan tidak hanya bersifat prosedural dan normatif semata.

Baca juga: KPU Akan Kaji Lagi Pemberian Kisi-kisi Debat Pilpres

Sudirman mengatakan, pihaknya akan menggelar evaluasi internal usai debat capres-cawapres pertama. Namun, ia tak menjelaskan bentuk evaluasi apa yang dilakukan.

Ia berharap, debat selanjutnya dapat berjalan dinamis dan lebih menampilkan sisi orisinal dari setiap kandidat.

Menurut Sudirman, KPU tidak harus merubah secara total aturan debat.

Sudirman memberikan masukan kepada KPU soal waktu debat diberikan supaya dibuat sedikit longgar.

“Waktu diberikan (KPU) lebih longgar, supaya gagasan yang utuh bisa disampaikan ke masyarakat atau misalnya moderator bertindak lebih moderat,” kata Sudirman.

Baca juga: KPU: Format Debat Pilpres Dimungkinkan Berubah

Lebih lanjut, Sudirman juga mengkritik moderator Ira Koesno dan Imam Priyono saat berlangsungnya debat.

Menurut Sudirman, moderator tidak memberikan keleluasaan paslon dalam menyampaikan gagasannya lantaran dibatasi waktu yang singkat.

“Kalau belum bicara sudah diberi waktu, ‘waktu abis’ itu kan sangat men-distract si konsentrasi paslon dan masyarakat. Menurut saya, bisa diperbaiki,” kata mantan Cagub Jawa Tengah itu.

Baca juga: Mantan Komisioner: KPU Harus Minta Maaf ke Publik

Sudirman juga menyoroti kisi-kisi yang diberikan ke setiap paslon. Menurut dia, KPU memberikan kisi-kisi berupa soal kepada paslon terlalu rigid, sehingga paslon belum mengeluarkan gagasan dan pandangannya secara spontan.

“Kita sebutkan tidak bocoran, tapi soal yang terlalu rigid. Hak masyarakat kehilangan kesempatan menilai kemampuan orisinil dari kandidat, karena seperti menjauh dari sesuatu yang sudah diketahui,” tutur Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com