JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPU 2012 - 2017, Sigit Pamungkas mengkritik format debat pertama Pilpres yang dinilai tidak membantu masyarakat dalam memperoleh informasi yang detail soal visi, misi, dan program kedua capres-cawapres.
Ia meminta KPU untuk meminta maaf kepada publik lantaran tidak mampu menampilkan debat yang membuat masyarakat mengetahui visi, misi, dan program lebih mendalam setiap paslon.
Hal itu disampaikan Sigit saat diskusi yang mengambil tema ”Debat Belum Hebat?” di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).
“KPU harus meminta maaf kepada publik karena tak tampilkan substansinya, (debat) dipersiapkan dengan bagus, kandidat menjawab dengan posisi ideologi dan rencana yang matang. Justru saat debat apa yang dijanjikan tidak muncul,” ujar Sigit.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Debat Pilpres 2014 Lebih Greget Ketimbang Semalam
Menurut Sigit, para paslon belum menunjukkan ekpresi dengan lepas saat menyampaikan gagasannya secara komprehensif.
Sigit mengatakan, yang diberikan KPU ke paslon bukan kisi-kisi melainkan langsung pertanyaan. Hal itu membuat debat berlangsung kurang menarik.
“Ternyata bukan kisi-kisi, tapi sudah pertanyaan, 20 pertanyaan itu berbeda dengan narasi selama ini, kisi-kisi masih diterima tapi ini pertanyaan,” kata Sigit.
Baca juga: Joget ala Prabowo, dari Konvoi, Mimbar Kampanye, hingga Panggung Debat
Debat pertama, kata Sigit, seharusnya setiap paslon mampu menunjukkan dialog perdebatan yang menunjukkan posisi kebijakannya saat memimpin nantinya.
Pada kesempatan itu, Sigit juga mengkritik moderator yang sering “memaksa” kandidat untuk berbicara.
“Memaksa kandidat harus dua menit dan dua menit harus diisi dengan ide, padahal ide itu tidak harus disampaikan dalam dua menit bahkan bisa lebih dari itu,” kata Sigit.
Sigit juga menyoroti mekanisme pengambilan pertanyaan kepada palson saat debat. Menurut Sigit, soal pengambilan soal bisa diselesaikan sebelumnya, sehingga debat langsung berbicara ke substansi.
“Ini kan debat bukan drama, bukan pantomim,” kata Sigit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.