Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Prabowo Dinilai Miskin Solusi

Kompas.com - 16/01/2019, 07:24 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai kritik-kritik Prabowo Subianto yang disampaikan terhadap pemerintah miskin solusi.

Adi mengakui, Prabowo pandai memberikan narasi-narasi besar dengan jargon-jargon besar yang dipilih, seperti 'Indonesia harus mandiri, baik secara ekonomi, politik, energi.

Baca juga: Membaca Gaya Prabowo dalam Pidato Kebangsaan...

Tetapi, Adi melihat Prabowo tidak menjelaskan solusi yang ditawarkan saat berpidato dengan tajuk 'Indonesia Menang' pada Senin (14/1/2019) lalu.

“Pak Prabowo juga miskin memberikan contoh-contoh dari kasus yang dianggap tidak sukses. Misalnya ketika Prabowo bilang BUMN itu ambruk, itu BUMN yang mana," kata Adi saat dihubungi, Rabu (16/1/2019).

Baca juga: Benarkah Garuda Bangkrut Seperti Kata Prabowo?

"Menyebut Garuda, PLN dan Pertamina, apa betul PLN dan Pertamina itu ambruk. Jangan-jangan mereka hanya rugi, tapi dalam rentang waktu kapan. Apakah hanya di masa Jokowi atau sejak SBY atau pemerintah sebelumnya," tambah dia.

Adi menilai Prabowo telah medelegitimasi semua pencapaian Jokowi tanpa contoh yang kongkret. Begitu juga solusi yang ditawarkan, masih bersifat umum dan belum mengarah pada penyelesaian masalah.

"Mestinya kalo disertai contoh dan bukti-bukti, tentu rakyat percaya ini bukan hanya retoris,” kata Adi.

Baca juga: Pidato Jokowi dan Prabowo Dinilai Upaya Curi Panggung sebelum Debat

Adi juga menilai Prabowo dalam pidatonya telah menihilkan sejumlah capaian pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Prabowo, menurut Adi, tidak peduli dengan data BPS bahwa angka kemiskinan dan pengangguran turun.

Sebab, narasi yang narasi yang dibangun adalah Jokowi selama 4 tahun ini gagal menjadi pemimpin republik. Adi menilai tidak ada yang baru dari apa yang disampaikan Prabowo tadi malam.

“Ini hanya sebagai daur ulang gagasan-gagasan Prabowo tentang pemerintah Jokowi yang dianggap gagal,” ujarnya.

Baca juga: Kritik Pidato Prabowo, Timses Jokowi Anggap Banyak Data Tak Terkonfirmasi

Adi menilai gaya pidato Prabowo ini memang bisa membuat pendukungnya makin militan untuk memenangkannya di pilpres. Namun, Adi menilai gaya pidato seperti ini tidak bisa menarik para pemilih yang belum menentukan pilihan.

Undecided voter ini tidak bisa diprovokasi dengan istilah-istlah yang bombastis, tidak bisa didekati dengan narasi-narasi yang retoris dan tanpa bukti. Mereka ini akan melihat apa yang disampaikan itu terukur. Apa ukurannya adalah bukti," kata Adi.

Kompas TV Terkait penyampaian visi oleh Prabowo peneliti LIPI Syamsuddin Haris menilai capres nomor urut 02 itu semestinya bisa lebih dalam menjelaskan pidatonya. Ia menyatakan perlu konsep jelas yang bisa dimengerti masyarakat. Syamsudin mencontohkan soal isi pidato Prabowo mengenai swasembada pangan dan energi menurutnya perlu kajian lain yang menjelaskan cara membuat negara mampu swasembada.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com