Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guyon "Tampang Boyolali", Prabowo Dinilai Kurang Paham Budaya Timur

Kompas.com - 06/11/2018, 15:36 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menilai calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, kurang memahami budaya timur.

Hasto merespons candaan "tampang Boyolali" yang dilontarkan Prabowo saat berpidato beberapa waktu lalu. 

"Apa yang disampaikan Pak Prabowo hanya pas dalam budaya barat. Mungkin karena Pak Prabowo lama hidup di luar negeri sehingga tidak memahami tepo sliro dalam budaya Jawa atau kurang paham budaya Indonesia karena masa kecilnya dibesarkan di negara barat," ujar Hasto melalui keterangan tertulis, Selasa (6/11/2018).

Menurut Hasto, candaan "tampang Boyolali" yang berbuntut polemik seharusnya bisa jadi pelajaran bagi Prabowo. Hasto mengatakan, komunikasi politik yang baik dan pemahaman terhadap budaya sendiri sangat penting dalam berpolitik.

Baca juga: Djoko Santoso Anggap Ucapan Tampang Boyolali adalah Tanda Sayang Prabowo

Khususnya dalam kontestasi politik seperti pemilu. Hasto mengatakan seorang calon presiden harus menggelorakan martabat rakyatnya. Bukan malah bersikap seolah merendahkan rakyat.

"Sehingga meskipun secara lahir nampak biasa, namun punya kebanggaan sebagai warga negara Indonesia," kata Hasto.

Sikap Prabowo juga dinilai kemunduran dalam demokrasi. Hasto mengatakan status apapun baik dari segi suku hingga profesi, tidak perlu dibedakan.

Bahkan, tukang sapu adalah orang yang bermartabat selama dia percaya diri. Hal yang sama berlaku bagi warga Boyolali dan warga dari daerah lainnya.

"Hal ini lah yang seharusnya dilihat Pak Prabowo. Sayangnya Beliau kurang memahami kultur timur seperti ini," ujar Hasto.

Sebelumnya, sejumlah warga Boyolali menggelar aksi protes warga Boyolali terhadap pidato Prabowo. Aksi tersebut berlangsung di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (4/11/2018).

Baca juga: Respons Kubu Prabowo Terkait Tuntutan Minta Maaf kepada Warga Boyolali

Polemik ini berawal dari viralnya video pidato Prabowo yang menyebutkan istilah "Tampang Boyolali".

Awalnya, Prabowo membahas peningkatan kapasitas produksi karena menurut data yang mereka terima, terjadi penurunan kesejahteraan di desa.

Adapun bunyi pidatonya sebagai berikut:

"...Dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."

Kompas TV Antara sontoloyo dan tampang Boyolali mana yang punya makna "buruk" atau dinilai wajar-wajar saja?. Setidaknya itulah yang berkembang di masyarakat menyikapi pidato 2 kandidat capres-cawapres Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam pidato kampanyenya. Lalu bagaimana sikap kedua kubu atas peristiwa ini? Untuk membahasnya sudah hadir di studio Wasekjen PDI Perjuangan Eriko Sotarduga, ada juga anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade serta Analis Politik UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com