JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso menilai pidato Prabowo Subianto yang menyebutkan istilah "tampang Boyolali" merupakan bahasa interaktif dan ungkapan sayang kepada masyarakat.
Pidato calon presiden nomor urut 01 tersebut terjadi kala dirinya hadir di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Minggu (4/11/2018).
"Jadi itu bahasa interaktif. Ya kadang-kadang tentara itu dengan bahasa-bahasa gitu, sebenarnya sayang gitu," ucap Djoko saat ditemui di media center Prabowo-Sandi, Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Baca juga: Prabowo: Saya Juga Bingung kalau Bercanda Saya Dipersoalkan
Namun, ucapan Prabowo kemudian menimbulkan polemik akibat viral di media sosial. Adapun bunyi pidatonya sebagai berikut:
"..Dan saya yakin kalian enggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul sahut, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."
Kendati demikian, ungkapan sayang tersebut, lanjut Djoko, kemudian dipolitisasi oleh pihak tertentu. Pasalnya, politisasi terjadi lantaran kini adalah tahun politik.
"Ya gitulah kalau menurut pendapat saya. Ini tahun politik, semua dipolitisir. Kalau dari pergaulan, bahasa itu (tampang boyolali) biasa-biasa saja," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.