JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bumi bermagnitudo 7,4 di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, berdampak pada kerusakan bangunan rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan. Hingga saat ini, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan masih berupaya mengatasi berbagai kendala.
"Untuk tempat, yang sudah bisa ditempati hanya di Rutan Palu dan Rutan Cabang Parigi. Selebihnya masih dalam proses penataan," ujar Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami dalam konferensi pers di Gedung Ditjen Pemasyarakatan, Jakarta, Senin (8/10/2018).
Menurut Utami, beberapa rutan pagarnya roboh. Kemudian, beberapa blok tahanan rusak berat. Bahkan, Rutan di Donggala kondisinya rusak berat akibat kebakaran.
Baca juga: Napi di Palu dan Donggala yang Tak Kembali ke Lapas Bakal Ditangkap
Selain masalah bangunan yang rusak, kendala yang masih dihadapi adalah pemenuhan bahan makanan untuk para tahanan dan warga binaan. Tak cuma itu, pihak kantor wilayah di Sulawesi Tengah juga kesulitan memasok air dan listrik untuk kebutuhan tahanan.
"Berdasarkan komunikasi dengan kepala kanwil, pihak penyedia bahan makanan sedang berupaya keras. Tapi paling tidak, dalam minggu ini terpenuhi. Jadi selain air dan listrik, juga untuk makan mereka sehari-hari," kata Utami.
Menurut Utami, ada enam unit pelaksana teknis (UPT) yang terdampak gempa. Masing-masing UPT yakni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Palu, Lapas Perempuan Palu, dan Rumah Tahanan (Rutan) Palu.
Kemudian, Rutan Donggala, Rutan Parigi, dan LPKA Palu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.