Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakapolri Harap Polemik soal Radikalisme di Masjid Berakhir

Kompas.com - 09/06/2018, 13:29 WIB
Reza Jurnaliston,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakapolri yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Syafruddin mengingatkan semua pihak untuk tidak terpancing terhadap isu-isu yang belum tentu kebenarannya.

Hal tersebut disampaikan Syafruddin menanggapi isu ada sekitar 40 masjid yang diduga menyebarkan ajaran radikalisme dan intoleransi.

"Ini bulan Ramadhan jangan kita berpolemik opini publik, apalagi yang kita polemikkan tempat ibadah, masjid, jangan," kata Syafruddin di Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jakarta (9/6/2018).

Syafruddin mengaku telah meluruskan pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang mengatakan telah mengantongi data 40 masjid di Ibu Kota yang telah disusupi paham radikal.

"Saya sudah bantah, saya sudah luruskan karena 'masjid' itu bukan 'orang'. Bantahan saya begitu, saya rasa alamat itu tidak tepat dialamatkan ke masjid," kata Syafruddin.

Baca juga: Isu Radikalisme di Masjid Jakarta yang Berembus dari Pertemuan di Istana...

Syafruddin mengatakan, masjid adalah tempat ibadah dan tempat kebaikan berasal.

"(Masjid) tempat ibadah dan tempat suci. Masjid supaya kita jaga bersama supaya kita juga harus hati-hati dalam berbicara," ucap dia.

Selain itu, Syafruddin juga menghimbau kepada semua pihak untuk mengedepankan Islam yang moderat dan damai. Pengurus masjid pun diminta memperlihatkan wajah Islam yang ramah.

"Mengimbau para pengurus masjid, takmir, dan marbot, kita semua pengurus Dewan Masjid dan masyarakat, supaya masjid kita jadikan wasathiyah Islamiyah (Islam moderat)," kata dia.

"Makanya program kami (DMI) itu yang soft semuanya, yaitu kebersihan, estetika, ekonomi berbasis masjid, wisata religi berbasis masjid," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengundang 42 tokoh praktisi sosial, budaya, pendidikan, dan agama untuk berdiskusi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/6/2018).

Baca: Bertemu Jokowi, 42 Tokoh Bicara soal Masjid di DKI yang Diisi Ajaran Radikal

Dalam pertemuan itu, Jokowi dan para tokoh membicarakan mengenai adanya paham radikalisme yang diajarkan di sejumlah masjid di Ibu Kota.

Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra mengungkapkan, awalnya topik tersebut dicetuskan oleh salah satu tamu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid.

"Mbak Alissa mengatakan, sekitar 40 masjid yang dia survei di Jakarta itu penceramahnya radikal, dia mengajarkan intoleransi dan radikalisme," ujar Azyumardi, seusai pertemuan.

Presiden Jokowi, lanjut Azyumardi, telah mengambil sejumlah langkah untuk mencegah pemahaman radikalisme dan terorisme yang muncul dari rumah ibadah.

Salah satunya dengan menggandeng organisasi masyarakat Islam.

Kompas TV Wakapolri memastikan 3 terduga teroris yang ditangkap di kampus Universitas Riau merupakan pengembangan kasus lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Nasional
Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Nasional
Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Nasional
Wilayah Udara IKN Akan Di-'cover' Radar GCI Buatan Perancis

Wilayah Udara IKN Akan Di-"cover" Radar GCI Buatan Perancis

Nasional
ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

Nasional
Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Nasional
Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

Nasional
Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi 'Online'

Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi "Online"

Nasional
Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Nasional
PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

Nasional
Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Nasional
Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Nasional
Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com