Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Kompas.com - 02/07/2024, 09:08 WIB
Singgih Wiryono,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan the 3rd Meeting of Special Envoys on Afghanistan atau disebut Doha III.

Dia menjelaskan, pertemuan pertama dan kedua telah terselenggara dan Indonesia juga turut serta hadir dalam pembahasannya.

"Pertemuan yang diinisiasi oleh Sekjen PBB dan dituanrumahi oleh Watas membahas tindak lanjut independent assesment Sekjen PBB mengenai Afghanistan guna membantu rakyat Afghanistan keluar dari krisis multidimensi yang saat ini tengah dihadapi," kata Retno dalam keterangan tertulis, Selasa (2/7/2024).

Baca juga: Gadis-gadis Afghanistan Tuduh Taliban Lakukan Kekerasan Seksual dalam Penangkapannya

Dia menjelaskan, pertemuan Doha III itu dipimpin langsung oleh Under-Sekretary General for Political and Peacebuilding Affairs PBB, Rosemary Di Carlo.

Sedangkan pihak yang hadir adalah otoritas de facto di Afghanistan yaitu Taliban dan wakil dari 25 negara yaitu Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Korea Selatan, India, China, Jerman, Tajikistan, Uzbekistan, Kanada, Norwegia, Rusia, Turkiye, Qatar, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia dan beberapa organisasi internasional lainnya.

Retno mengatakan, untuk kali pertama dalam pertemuan Doha, hadir perwakilan dari de facto authority (DFA) Afghanistan yakni Taliban.

"Perlu saya tekankan bahwa partisipasi DFA pada Doha III sama sekali tidak terkait dengan isu pengakuan terhadap DFA dari komunitas internasional," tutur Retno.

"Melainkan merupakan sebuah upaya agar dialog inklusif dengan semua stakeholders di Afghanistan termasuk dengan DFA dapat dilakukan, termasuk dialog terkait hak-hak perempuan dalam konteks pendidikan dan pekerjaan," sambung dia.

Baca juga: Nasib Para Ibu Tunggal Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban

Retno juga menyebut, pertemuan ini membahas dua isu utama yaitu Enabling the Private Sector yang bicara terkait ekonomi. Kemudian terkait Counter Narcotics: Sustaining Progress Made.

Pertemuan itu, kata dia, berlangsung sangat terbuka dan para delegasi menyampaikan komitmen untuk memprioritaskan kepentingan rakyat Afghanistan sebagai fokus kerja sama.

"Beberapa hal yang mengemuka dalam pertemuan antara lain bahwa pertemuan menyadari adanya beberapa kemajuan di Afghanistan, misanya terkait dengan masalah keamanan," ucapnya.

Selain itu, pertemuan mengapresiasi kebijakan larangan menanam opium di Afghanistan.

Retno mengatakan, kebijakan tersebut menurunkan 95 perse cultivation opium di Afghanistan.

Namun kebijakan ini memiliki tantangan karena mata pencaharian petani opium menghilang.

"Oleh karena itu, kegiatan ekonomi harus dipersiapkan sehingga para petani tidak kembali menanam opium atau melakukan kegiatan illicit drugs trafficking," pungkas Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 RUU “Nyelak” di Ujung Pemerintahan Jokowi, untuk Lemahkan Pengawasan Rakyat?

5 RUU “Nyelak” di Ujung Pemerintahan Jokowi, untuk Lemahkan Pengawasan Rakyat?

Nasional
Usai Putusan DKPP, Korban Asusila Hasyim Asy'ari Belum Putuskan Ambil Langkah Pidana

Usai Putusan DKPP, Korban Asusila Hasyim Asy'ari Belum Putuskan Ambil Langkah Pidana

Nasional
Kunker ke Sulawesi Selatan, Jokowi Akan Tinjau Program Pompanisasi

Kunker ke Sulawesi Selatan, Jokowi Akan Tinjau Program Pompanisasi

Nasional
Manusia Indonesia dan Hasyim Asy'ari yang Bersyukur Dipecat DKPP

Manusia Indonesia dan Hasyim Asy'ari yang Bersyukur Dipecat DKPP

Nasional
PAN: Pembentukan Pansus Haji Kurang Beretika, Cukup Raker

PAN: Pembentukan Pansus Haji Kurang Beretika, Cukup Raker

Nasional
KPK Sebut Pengadaan APD Covid-19 yang Dikorupsi Pakai Dana BNPB

KPK Sebut Pengadaan APD Covid-19 yang Dikorupsi Pakai Dana BNPB

Nasional
Seabrek Kontroversi Hasyim Ash'ari, Punya Hubungan dengan 'Wanita Emas' hingga Tindakan Asusila

Seabrek Kontroversi Hasyim Ash'ari, Punya Hubungan dengan "Wanita Emas" hingga Tindakan Asusila

Nasional
Ketua KPU Dipecat karena Asusila, PBNU: Diberi Amanah Malah Melakukan Tindakan Tak Terpuji

Ketua KPU Dipecat karena Asusila, PBNU: Diberi Amanah Malah Melakukan Tindakan Tak Terpuji

Nasional
Bersyukur Ketua KPU Dipecat, Penyintas: Saya Ingin Menginspirasi Semua Korban Perjuangkan Keadilan!

Bersyukur Ketua KPU Dipecat, Penyintas: Saya Ingin Menginspirasi Semua Korban Perjuangkan Keadilan!

Nasional
Tak Bisa Nikahi, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Janjikan 5 Hal Ini kepada Korban

Tak Bisa Nikahi, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Janjikan 5 Hal Ini kepada Korban

Nasional
'Pak Kapolri, Aku Minta Tolong Pak, Kapolda Sumbar Sudah Banyak Tutup-tutupi...'

"Pak Kapolri, Aku Minta Tolong Pak, Kapolda Sumbar Sudah Banyak Tutup-tutupi..."

Nasional
DKPP Ungkap Ketua KPU sejak Awal Incar Korban untuk Penuhi Hasrat Seksual

DKPP Ungkap Ketua KPU sejak Awal Incar Korban untuk Penuhi Hasrat Seksual

Nasional
'Saya Bukan Pelaku Kejahatan, Saya Pembela Kebenaran'

"Saya Bukan Pelaku Kejahatan, Saya Pembela Kebenaran"

Nasional
Jokowi Blak-blakan Bantah Tudingan Sekjen PKS soal Titip Kaesang

Jokowi Blak-blakan Bantah Tudingan Sekjen PKS soal Titip Kaesang

Nasional
Jejak Kontroversi Muhadjir, Guru Honorer Masuk Surga hingga Wisuda Ajang Kampus Cari Duit

Jejak Kontroversi Muhadjir, Guru Honorer Masuk Surga hingga Wisuda Ajang Kampus Cari Duit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com