Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aziz Syamsuddin Mengenal Keponakan Novanto sebagai Pengurus Golkar

Kompas.com - 06/06/2018, 15:45 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (6/6/2018), anggota Komisi III DPR Aziz Syamsuddin mengatakan mengenal Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, keponakan mantan Ketua DPR Setya Novanto. 

"Pak Irvanto kan pengurus Golkar," kata Aziz di gedung KPK, Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Aziz diperiksa untuk tersangka Irvanto yang juga adalah mantan Direktur PT Murakabi Sejahtera sekaligus keponakan Setya Novanto. Dia juga diperiksa untuk tersangka Made Oka Masagung, pengusaha. 

Baca juga: Penyidik KPK Cecar 3 Anggota DPR soal Aliran Dana E-KTP

Azis menyebut hanya mengenal Irvanto sebatas pengurus partai Golkar. Namun, dia tidak mengetahui secara spesifik posisi jabatan Irvanto di partai Golkar.

"Waduh saya enggak hafal jabatannya apa, saya enggak hafal," kata dia.

Saat ditanya soal materi pemeriksaan di KPK, Aziz enggan mengungkapkannya lebih lanjut. Namun demikian, Aziz memastikan telah menjawab seluruh pertanyaan yang dibutuhkan oleh penyidik.

Baca juga: Diperiksa KPK, Tiga Anggota DPR Tak Kenal Irvanto dan Made Oka Masagung

"Saya datang untuk menghormati panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dan semuanya apa yang ditanyakan sudah saya sampaikan," kata dia.

 

Periksa Olly Dondokambey

KPK juga memeriksa Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Mantan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR itu menyatakan, materi pemeriksaannya dalam kasus e-KTP tak jauh berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya.

Olly mengaku ditanya penyidik terkait hubungan dengan Irvanto dan Made Oka. Ia menegaskan, tak mengenal keduanya.

"Enggak tahu, saya enggak kenal," kata Olly.

Baca juga: KPK Sayangkan Bambang Soesatyo Tak Penuhi Pemeriksaan Kasus E-KTP

Ia juga membantah ada pembahasan anggaran e-KTP di Badan Anggaran DPR. Olly menegaskan, detail anggaran tersebut termuat dalam nota keuangan Kementerian Keuangan.

"Tanya aja pemerintah, kok tanya saya. Wong nota keuangan ada. Enggak ada kontribusi itu (di Banggar). Tanya di Menteri Keuangan, itu diusulkan nota keuangan apa tidak, gitu aja," katanya.

Sejak Senin (4/6/2018) KPK telah memeriksa belasan anggota dan mantan anggota DPR dalam kasus e-KTP.

Mereka terdiri dari Arif Wibowo, Khatibul Umam Wiranu, Mirwan Amir, Agun Gunandjar, Melchias Markus Mekeng, dan Rindhoko Dahono Wingit.

Baca juga: Kasus E-KTP, KPK Perpanjang Masa Penahanan Keponakan Setya Novanto

KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Miryam S Haryani, Chairuman Harahap, Markus Nari, Teguh Juwarno, Ganjar Pranowo, dan Ketua DPR Bambang Soesatyo.

Selama sepekan ini, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dari DPR. Menurut Juru Bicara KPK Febri Diansyah, saksi-saksi dari DPR akan dikonfirmasi terkait dugaan aliran dana dan proses penganggaran proyek e-KTP.

"Ada saksi yang dikonfirmasi salah satunya, namun juga ada yang keduanya," kata Febri.

Sejumlah saksi juga akan diklarifikasi terkait proses pengadaan proyek e-KTP.

Kompas TV Sejumlah saksi diperiksa untuk tersangka Made Oka dan Irvanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com