Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Wakil Rakyat Ala PSI, Bakal Caleg Akan Diuji Sejumlah Pakar

Kompas.com - 21/04/2018, 19:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar tes wawancara bakal calon legislatif gelombang dua di DPP PSI, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4/2018) dan Minggu (22/4/2018).

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengklaim, proses penerimaan bakal calon legislatif partainya itu berbeda dibandingkan partai politik lain.

"Proses penerimaan kami ini adalah cara baru yang saya kira belum ada di partai politik lain. Kami berharap cara ini menjadi pembeda antara kami dengan partai politik yang ada sekarang," ujar Antoni saat dijumpai di kantornya, Sabtu sore.

Pertama, bakal calon anggota legislatif mendaftar secara online di laman khusus yang disediakan. Antoni mengatakan cara pendaftaran ini berbeda dengan partai politik lain yang biasanya datang secara langsung.

Baca juga : Usulan PSI untuk Cawapres Jokowi: Luhut, Susi Pudjiastuti, hingga Bos Gojek

Para pendaftar mengisi beberapa dokumen, mulai dari formulir elektronik, daftar riwayat hidup hingga menulis karangan singkat tentang apa upaya mereka mengatasi permasalahan korupsi dan intoleransi di Indonesia.

Untuk pendaftaran gelombang dua, terdapat sekitar 800 orang pendaftar yang masuk.

"Setelah itu, apabila mereka lolos administrasi, baru kami susun jadwalnya untuk interview mereka. Ke depannya, yang menentukan mereka itu lolos jadi bakal caleg dari PSI ya panelis sendiri," ujar Antoni.

Panelis yang didatangkan merupakan pakar di bidangnya masing-masing. Sebut saja, pegiat antikorupsi Zainal Arifin Mochtar, Guru Besar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk, Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas.

Selain itu, mantan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, mantan Ketua MK Mahfud MD, Ketua LPAI Seto Mulyadi hingga penulis sekaligus wartawan senior Goenawan Mohammad.

Baca juga : PSI Usulkan 12 Cawapres, Jokowi Bilang Jangan Ditanyakan Lagi, Orang Masih Lama...

"Panelis berhak menanyakan apapun. Tentang personality, kapasitas serta kapabilitas. Terutama komitmen mereka memberantas korupsi sekaligus intoleransi. Mereka punya pertanyaan tajam yang akan menunjukkan para calon ini layak atau tidak," papar Juli.

Panelis mengacu pada enam indikator untuk menentukan pendaftar lolos atau tidak sebagai bakal caleg dari PSI. Antoni menegaskan, indikator itu jelas, terukur dan yang terpenting terbuka bagi publik.

Ia sekaligus menegaskan bahwa PSI sama sekali tidak meminta mahar ke pendaftar.

"Enggak mintalah. Ngapain? Kalaupun saya terima, tapi kata panelis tidak layak, kan enggak bisa (lolos) juga. Penilaiannya jelas, terukur, terbuka. Orangnya (berkualitas) jelek, ya enggak mungkin jadi," ujar Antoni.

Baca juga : PSI Dukung KPU Larang Mantan Koruptor Jadi Caleg 2019

Ia berpendapat, hal-hal negatif yang ada pada legislatif saat ini berakar pada proses rekrutmen partai politik yang diibaratkan seperti 'membeli kucing dalam karung'.

"Selama ini ada semacam membeli kucing dalam karung, negosiasi di ruang gelap yang rakyat enggak tahu. Bahkan, katanya, katanya loh ya, ini pakai mahar. PSI sebegai aprtai baru berpikir akar masalahnya ada pada proses ini.

Harapannya, dengan membuka proses penerimaan bakal calon legislatif ke publik, maka kualitas wakil rakyat ke depan, setidaknya dari PSI, dapat lebih baik dibandingkan sebelumnya atau partai politik lainnya.

Kompas TV Hariyanto Arbi Daftar Caleg ke PSI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com