Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Munas Alim Ulama, Romahurmuziy Dielu-elukan sebagai Cawapres Jokowi

Kompas.com - 13/04/2018, 16:02 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendadak riuh lantaran Ketua Umum PPP Romahurmuziy tiba-tiba dielu-elukan sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Presiden Jokowi.

Padahal, Ketua Operating Committee (OC) Munas Alim Ulama PPP Achmad Mustaqim dalam konferensi pers Kamis (12/4/2018) kemarin, menyatakan acara tersebut belum tentu mendeklarasikan Romahurmuziy sebagai cawapres Jokowi.

Awalnya, Ketua Operating Committee (OC) Munas Alim Ulama PPP Achmad Mustaqim membacakan pantun untuk menutup sambutan pada sesi pembukaan.

"Mega pelangi tertutup awan. Sang bidadari turun khayangan," ucap Mustaqim di lokasi Munas, di Hotel Patra, Semarang, Jumat (13/4/2018).

Baca juga : PPP: PKB Jangan Paksakan Cak Imin Jadi Cawapres Jokowi

Dalam bait awal tak terlihat Mustaqim akan menyebut Romahurmuziy sebagai cawapres Jokowi, namun hal itu terlihat di bait selanjutnya secara gamblang.

"Telah banyak capres dan cawapres yang dideklarasikan. Hanya pasangan Joko Widodo-Romi (Rmohahurmuziy) yang dinanti-nantikan," lanjut Mustaqim.

Sontak dua bait terakhir disambut gemuruh dan tepuk tangan yang mengelu-elukan Romi sebagai cawapres Jokowi.

PPP menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama di Hotel Patrajasa, Semarang, Jawa Tengah, 13-14 April. Selain itu juga digelar puncak peringatan Harlah PPP ke-45.

Baca juga : Jika Tak Jadi Cawapres Jokowi, Cak Imin Bilang Patah Hati, Masuk Kamar, Kunci...

Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi menyatakan Munas Alim Ulama akan membahas hal strategis yakni kriteria dan figur calon wakil presiden (cawapres) pendamping Presiden Joko Widodo di Pemilu 2019.

"Pada kegiatan ini akan dibahas isu-isu kebangsaan termasuk tentang kepemimpinan nasional. Di antaranya terkait dengan konfigurasi Pilpres 2019, PPP sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi. Maka, nanti akan dibahas terkait cawapes Jokowi," kata Awi, sapaannya, melalui pesan singkat, Kamis (12/4/2018).

Ia menyatakan PPP akan mendengar masukan dari para ulama untuk menentukam sosok dan kriteria cawapres Jokowi.

"Bisa jadi nanti sudah merujuk pada sejumlah nama yang dianggap mumpuni menjadi cawapres Jokowi, atau sebatas kriteria dan syarat-syarat yang dilihat dari aspek syariah maupun politik," lanjut Awi.

Kompas TV PAN masih terus menjalin komunikasi dengan semua parpol terkait pilpres 2019 untuk mendapatkan keputusan terbaik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com