Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Yakin Prabowo Tak Kesulitan Hadapi Jokowi pada Pilpres 2019

Kompas.com - 13/04/2018, 07:40 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani meyakini ketua umumnya, Prabowo Subianto, tak akan kesulitan dalam menghadapi Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Muzani mengatakan pihaknya telah memiliki catatan atas kekalahan Prabowo dalam Pilpres 2014 lalu.

"Kami punya pengalaman berhadapan dengan Pak Jokowi di tahun 2014 dan kami punya banyak catatan. Sehingga catatan itu yang akan kami buka kembali," ujar Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

(Baca juga: Sandiaga Ibaratkan Jokowi Vs Prabowo Kisah David Vs Goliath)

Muzani tak sepakat dengan pendapat bahwa Prabowo akan kesulitan dalam menghadapi Jokowi atas dasar perbedaan elektabilitas.

Meski beberapa hasil survei menyatakan elektabilitas Prabowo saat ini masih jauh di bawah Jokowi, namun Muzani tak melihat hal itu sebagai persoalan.

Ia menuturkan, pada Pilpres 2014 kesenjangan elektabilitas juga terjadi. Ketika mesin partai bergerak, pertarungan sengit pun terjadi.

Hal yang sama terjadi ketika Gerindra mendukung Joko Widodo menghadapi Fauzi Bowo pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Sebelum pemilihan, elektabilitas Jokowi berada di bawah Fauzi Bowo.

"Sama saja ketika gap di Pilkada DKI. Gap-nya jauh antara Pak Jokowi dengan Foke (Fauzi Bowo). Kami juga punya cara bagaimana memenangkan Pak Jokowi," tuturnya.

(Baca juga: Gagal Dua Kali Pilpres, Prabowo Dinilai Sulit Hadapi Jokowi di 2019)

 

Selain itu ia juga mencontohkan upaya Gerindra saat memenangkan Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Secara elektabilitas, Anies Baswedan selalu berada di bawah lawannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Kami juga punya cara memenangkan Anies. Jadi cerita itu biasa dalam sebuah pilkada dan pilpres, bukan sesuatu yang mengucurkan keringat," kata Muzani.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya memprediksi posisi Prabowo Subianto akan sulit dalam menghadapi Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Pasalnya Prabowo tercatat sudah dua kali menjadi mencalonkan diri, yaitu di Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati dan di Pilpres 2014 sebagai capres. Namun, Prabowo gagal.

"Kalau kita menggunakan pendekatan kualitatif atau pendekatan brand, sebuah produk yang pernah di-launching dua kali dan gagal berturut-turut biasanya sulit untuk di-launching ketiga kalinya dan berhasil. Itu Pak Prabowo menurut saya," ujar Yunarto saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).

(Baca juga: Prabowo Jadi Capres, Ketum PPP Yakin Jokowi Menang Lebih Mudah)

Menurut Yunarto, posisi Prabowo akan lebih menguntungkan bila menjadi "king maker" dengan mengajukan calon lain. Misalnya figur mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com