Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPSK Saat Ini Lindungi 148 Saksi dan Korban Kasus Korupsi

Kompas.com - 05/04/2018, 20:37 WIB
Robertus Belarminus,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai mengatakan, lembaganya saat ini melindungi 148 saksi dan korban kasus korupsi.

Jumlah tersebut merupakan saksi dan korban kasus korupsi yang sedang dalam perlindungan sejak 2017 hingga Maret 2018.

"Yang saat ini sedang dilindungi ada 148," kata Abdul, di sela konferensi pers di kantor LPSK, Cijantung, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

(Baca juga: Ketua LPSK: Peluang TKI Menjadi Korban Sudah Ada Sebelum Berangkat)

Di antara 148 saksi dan korban yang dilindungi itu, sebanyak 44 orang merupakan mereka yang dilindungi dari sejak awal tahun ini hingga Maret 2018.

Hanya dalam waktu tiga bulan, jumlahnya hampir menyentuh mereka yang dilindungi setahun lalu.

"Ada menyambung (masih dilindungi) dari tahun sebelumnya, ada juga yang penambahan di tahun ini. Jadi jumlahnya sekarang sebesar itu," ujar Abdul.

Mereka yang dilindungi berasal dari berbagai kalangan profesi, mulai dari unsur pemerintahan, kalangan pengusaha atau swasta, dan lainnya.

(Baca juga: LPSK: TKI Paling Rentan Jadi Korban Perdagangan Orang)

Para saksi dan korban kasus korupsi itu, lanjut Abdul, meminta perlindungan karena ada ancaman fisik, teror, intimidasi, dan juga ancaman terhadap pekerjaan. Ada pula yang terkait dengan kasus yang lain atau khawatiran dikait-kaitkan dengan kasus yang lain.

"Ada macam-macam bentuk perlindungannya, ada yang safe house, ada juga pengawalan pengamanan, ada juga pendampingan pada saat pemeriksaan, ada juga pemenuhan hak dalam status mereka sebagai justice collaborator," ujar Abdul.

Lama perlindungan saksi kasus korupsi, lanjut dia, berdasarkan kebutuhan saksi dan korban itu sendiri. LPSK juga akan memberikan penilaian apakah perlindungan masih dibutuhkan atau tidak.

Kompas TV Bagaimana mewaspadai beragam tindakan persekusi di berbagai lini termasuk di media sosial?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com