JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menilai pembentukan poros koalisi ketiga di luar koalisi pendukung Joko Widodo dan pendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memungkinkan.
Namun, Zulkifli Hasan mengakui pembentukan poros ini terbilang cukup berat.
"Secara matematis itu mungkin, tapi kan saya katakan tidak mudah. Satu, popularitas Pak Jokowi tinggi, beliau incumbent dan memiliki kekuatan di semua lini," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Selain itu, tantangan berikutnya adalah syarat pengusungan capres-cawapres harus mengantongi 20 persen kursi DPR dan 25 persen suara sah nasional.
Oleh karena itu, menurut Zulkifli, PAN tetap akan menjajaki komunikasi politik dengan Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait dengan wacana pembentukan poros ini.
"Menjajaki kan silaturahmi biasa saja, kita juga saling tanya-tanya, bagaimana sikap Demokrat, bagaimana sikap PKB. Demokrat sama PKB juga bisa tanya sikap PAN bagaimana," kata Zulkifli.
(Baca juga: Peneliti LIPI: Munculkan Poros di Luar Jokowi dan Prabowo Jadi Tantangan Pilpres 2019)
Seperti diketahui, elite Partai Demokrat, PKB, dan PAN telah bertemu membahas poros ketiga di Pemilihan Presiden 2019. Pertemuan digelar di salah satu kafe di Jakarta, Kamis (8/3/2018) petang.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan membenarkan adanya pertemuan tersebut. Hinca juga membenarkan bahwa pertemuan itu membicarakan pembentukan poros ketiga di luar Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Membahas perkembangan yang ada sambil ngobrol ringan saja, sambil ngopi, termasuk membahas gagasan poros tengah itu, poros ketiga," kata Hinca kepada Kompas.com, Kamis (8/3/2018).
Dari Partai Demokrat juga hadir juru bicara Imelda Sari. Dari PKB, hadir Wakil Sekjen Lukmanul Hakim dan Wakil Bendahara Umum Rasta Wiguna. Sementara dari PAN hadir Sekjen Eddy Soeparno.
Hinca mengatakan, dari pertemuan itu terlihat bahwa ketiga parpol ini sudah satu pandangan.
Hal serupa disampaikan Sekjen PAN Eddy Soeparno. Eddy menilai, pembicaraan tersebut tidak menutup kemungkinan ketiga partai akan berkoalisi di Pilpres. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapat pilihan alternatif di luar koalisi Jokowi atau Prabowo.
"Kalau bisa kita memberikan sebesar-besarnya sebanyak-banyaknya alternatif kepada pemilih," kata Eddy.