Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Cucup yang Diminta GM Jasa Marga Beli Harley untuk Auditor BPK

Kompas.com - 01/03/2018, 16:11 WIB
Abba Gabrillin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Manajer PT Jasa Marga cabang Purbaleunyi, Cucup Sutrisna, mengaku diperintah oleh General Manager PT Jasa Marga Setia Budi, untuk membeli satu unit motor Harley Davidson Sportster 883 tahun 2000.

Setelah dibeli, motor besar tersebut kemudian diserahkan kepada Auditor Madya pada Sub-Auditorat VII B2 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sigit Yugoharto.

Hal itu diceritakan Cucup saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (1/3/2018). Cucup bersaksi untuk terdakwa Sigit Yugoharto.

"Waktu itu, saya dikasih uang Rp 115 juta sama Pak Setia Budi, sama alamat tempat motor. Paginya saya disuruh mengantar uang ke tempat yang punya motor," ujar Cucup kepada hakim.

(Baca juga: Temuan BPK di Jasa Marga Purbaleunyi Berubah dari Rp 8 Miliar Jadi Rp 800 Juta)

Setelah diberikan uang dan alamat, Cucup mengajak salah satu staf di PT Jasa Marga untuk mendatangi rumah pemilik motor yang berada di Jalan Riung, Bandung, Jawa Barat.

Sesampainya di lokasi, Cucup diberitahu oleh pemilik motor bahwa sebelumnya sudah ada proses tawar-menawar. Namun, tawar-menawar itu bukan dengan Setia Budi yang memerintahkan Cucup, tetapi dengan terdakwa, yakni Sigit Yugoharto.

"Katanya sudah jadi harga segitu, pas Rp 115 juta. Itu antara Pak Sigit dan penjual," kata Cucup.

(Baca juga: Delapan Auditor BPK Dapat Fasilitas Hotel dari PT Jasa Marga)

Setelah menyerahkan uang Rp 115 juta, Cucup meminta pemilik motor untuk membuatkan kuitansi. Namun, dalam bukti bayar ditulis nama pembeli Sigit Yugoharto.

Selama proses pembayaran, Cucup mendapat telepon dari Setia Budi. Transkrip percakapan antara Cucup dan Setia Budi yang disadap, ditampilkan jaksa dalam persidangan.

Dalam percakapan itu, Setia Budi menggunakan bahasa Sunda kepada Cucup. Setia Budi mengatakan, "Bisa digoyang deui eta harganya?".

Menurut Setia Budi, lumayan apabila harga motor yang akan dibeli bisa lebih murah.

"Pak Setia Budi bilang coba ditawar. Ternyata enggak bisa. Kata yang jual, harga awalnya Rp 125 juta, turun jadi Rp 115 juta," kata Cucup.

Dalam kasus ini, Sigit didakwa menerima hadiah berupa motor Harley Davidson. Ia juga didakwa beberapa kali menerima fasilitas hiburan malam.

Menurut jaksa, pemberian satu unit motor dan fasilitas karaoke tersebut terkait pemeriksaan yang dilakukan terhadap PT Jasa Marga cabang Purbaleunyi.

Kompas TV Jaksa menuntut dua tahun penjara setelah GM PT Jasa Marga Cabang Purbalenyi, Setia Budi, memberikan hadiah motor gede Harley Davidson kepada auditor BPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com