Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Presiden Tak Campuri Penggantian Novanto sebagai Ketua DPR

Kompas.com - 11/12/2017, 17:14 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo menyatakan, Presiden Joko Widodo tidak mau ikut campur dalam rencana penggantian Ketua DPR.

Hal tersebut dikatakannya menanggapi langkah Setya Novanto yang menulis surat pengunduran diri sebagai Ketua DPR, serta menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya memimpin parlemen.

"Dalam konteks ini, itu kan domainnya legislatif ya, tentu Presiden tidak ikut campur ya. Serahkan saja sepenuhnya ke DPR, mekanisme yang ada di DPR," kata Johan Budi, saat ditemui disela acara Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Harkodia) dan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (11/12/2017).

(Baca juga : Tunda Aziz Jadi Ketua DPR, Seluruh Fraksi Minta Golkar Selesaikan Konflik Internal)

Presiden, menurut Johan, menyerahkan sesuai dengan mekanisme di DPR dan partai. Diketahui, pergantian Ketua DPR merupakan wewenang fraksi dan Partai Golkar.

"Intinya gini, semua mekanisme itu kewenangan ada di DPR dan partai, tentu itu domain legislatif. Presiden tidak ikut campur, siapa pun yang jadi, siapa pun yang melakukan proses itu, Presiden menyerahkan mekanisme di DPR dan partai," ujar Johan.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam kesempatan yang sama juga mengungkapkan hal serupa.

"Pemerintah ikut apa mekanisme yang ada di DPR," ujar Tjahjo.

"Biarlah mekanisme tatib di DPR gimana, kan melalui mekanisme partai, dari orang partai yang mengganti bagaimana mekanismenya, di DPR juga ada mekanisme, kami ikut saja," tambah Tjahjo.

(Baca juga : Mengapa Aziz Syamsuddin Ditolak Kader Golkar Jadi Ketua DPR?)

Soal bagaimana pemerintah bersinergi jika benar Aziz memimpin Senayan, Tjahjo mengatakan yang dilantik secara sah-lah yang diakui pemerintah.

"Kami tidak melihat orang, siapapun yang diusulkan oleh partai, yang disahkan dalam paripurna DPR, yang dilantik sebagai Ketua DPR, ya itu lah yang pemerintah akui," ujar Tjahjo.

Novanto yang kini meringkuk di Rutan KPK sebelumnya menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya memimpin parlemen.

Penunjukan itu disampaikan Novanto bersamaan dengan surat pengunduran dirinya yang dikirimkan kepada DPR dan Fraksi Golkar, beberapa waktu lalu.

Hal tersebut mengejutkan internal Golkar sebab dilakukan tanpa melalui rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.

Kompas TV Dan Senin (11/12) siang, bila tak ada yang menghalangi, Aziz akan memimpin sidang paripurna penutup masa sidang tahun 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com