SAINT PETERSBURG, KOMPAS.com - Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia mengajukan enam aksi yang bisa dilakukan negara-negara dunia dalam menjaga kedamaian, sekaligus menghargai keberagaman.
Isu perdamaian dan keberagaman menjadi tema besar yang diangkat dalam forum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-137 di Saint Petersburg, Rusia.
"Kami menawarkan enam langkah," ujar Anggota DPR RI, Rofi Munawar, dalam sesi General Debate IPU, Senin (16/10/2017) malam di Tavrichesky Palace, Saint Petersburg.
"Pertama, mendorong semua pemuka agama untuk menegaskan secara nurani pentingnya menjaga kebhinnekaan, toleransi, dan harmonitas," kata dia.
Kedua, delegasi Indonesia mengajukan aksi untuk mendorong pendidikan yang lebih inklusif di semua tingkatan.
Ketiga, memerangi kemiskinan dengan memberikan jaminan hak yang setara dan kesempatan ekonomi, khususnya bagi minoritas.
(Baca juga: Ikuti IPU ke-137 di Rusia, DPR RI Dorong Penyelesaian Konflik Rohingya)
Keempat, mendorong masyarakat luas untuk terus menghidupkan iklim dialog antar-agama dan antar-budaya.
Kelima, mengidentifikasi akar masalah ekstremisme agama sekaligus menanganinya dengan baik dan seksama.
Keenam, mendorong media untuk berperan positif dalam mereduksi segala bentuk diskriminasi dan anti-toleransi.
Rofi menuturkan, Indonesia sudah melakukan beberapa langkahm di antaranya dalam mengelola keberagaman sekaligus menjaga perdamaian.
(Baca juga: Fadli Zon: Isu Rohingya Masuk Resolusi IPU Jadi Koreksi untuk ASEAN)
Dalam forum yang dihadiri perwakilan 173 negara itu, Rofi mengangkat contoh keberagaman Indonesia yang terdiri dari 300 suku, 1.300 subsuku, yang tersebar di sekitar 17.000 pulau.
“Kendatipun kami berbeda, kami hidup rukun dan damai atas dasar semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kami percaya bahwa semua agama dan keyakinan mengajarkan kedamaian dan empati antar-sesama," ucap Rofi.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu menyadari masih ada benih kebencian dan kekerasan yang memicu konflikndi Indonesia, namun itu hanya ulah oknum. Sementara sebagian besar masyarakat Indonesia hidup dalam rasa toleransi yang tinggi.
Rofi berharap perbedaan agama dan etnis tidak lagi menjadi persoalan di dunia ini. Pasalnya, jika tak ada sikap saling toleran, maka konflik hingga peperangan akan terus terjadi.