Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan KPK Nilai Novel Baswedan Lebih Cocok Jadi Direktur Penyidikan

Kompas.com - 29/08/2017, 01:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menyebutkan bahwa penyidik KPK Novel Baswedan memang sempat maju untuk menjadi Direktur Pengawas Internal di lembaga anti rasuah tersebut.

Namun, pimpinan KPK yang memunyai hak veto akhirnya memutuskan Novel tidak cocok untuk posisi tersebut.

"Karena nalurinya memang di penyelidikan dia, nalurinya di situ," kata Saut dalam program acara Aiman, yang ditayangkan Kompas TV, Senin (28/8/2017).

Menurut Saut, kalau Novel ditempatkan di pengawasan, hanya akan mengawasi orang di internal KPK saja. Hal itu dinilai tidak akan efisien dengan kemampuan Novel.

Saut menilai, kalaupun menjadi direktur di KPK, Novel lebih cocok menjadi direktur penyidikan.

"Kalau menurut saya dia lebih cocok sebenarnya direktur penyidikan sebenarnya," ujar Saut.

(Baca: Polisi Duga Penyerang Novel Baswedan Menggunakan Sarung Tangan)

Ia membantah pencalonan Novel sebagai direktur pengawasan sengaja digagalkan pimpinan KPK, karena khawatir pengawasan di internal KPK akan lebih garang. Dengan kondisi seperti sekarang pun, Saut menyatakan pengawasan internal tetap berjalan.

"Sekarang juga, pegawasan internal jalan. Saya juga kan pernah dipanggil, kan hampir dipecat juga kan," ujar Saut.

Dia merujuk kasus bagaimana dirinya selaku salah satu pimpinan KPK nyaris dipecat karena ujarannya terhadap aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun lalu.

Saat itu, Pengawas Internal KPK lewat putusan yang disampaikan Komite Etik KPK menyatakan Saut terbukti melakukan pelanggaran dengan kategori sedang.

"Jadi enggak ada yang kebal atas pemeriksaan di KPK," ujar Saut.

Kompas TV Novel Baswedan Jalani Rangkaian Operasi Mulai Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com