Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jernih Melihat Dunia: Tentang Asal Nama Indonesia hingga Karya Hebat Mahasiswa

Kompas.com - 07/08/2017, 15:22 WIB

KOMPAS.com - Mengawali bulan Agustus 2017, Kompas.com menayangkan sejumlah artikel inspiratif dan membuka wawasan pembaca mengenai kekayaan Indonesia.

Melalui tagline Jernih Melihat Dunia, inilah artikel-artikel yang kami hadirkan untuk menjernihkan pandangan, menghargai perbedaan, dan melihat harapan akan masa depan.

Tentang Asal-usul Nama Indonesia

Pada 8 Desember 1928, tulisan Mohammad Hatta mengungkap sejarah panjang asal-usul nama Indonesia terbit di De Socialist edisi Nomor 10. Media ini beredar di Belanda, tempat Hatta pernah bersekolah.

Judul dan isi tulisan Hatta itu aslinya menggunakan bahasa Belanda. Baru pada 1980 artikel tersebut diterjemahkan dan diterbitkan kembali oleh Yayasan Idayu.

Dalam artikel tersebut, Hatta menjabarkan runutan penggunaan nama Indonesia untuk tujuan politik. Menurut dia, nama Indonesia sudah terus dipakai oleh Perhimpunan Indonesia sejak 1922.

Detail selengkapnya dapat Anda baca di artikel "Bung Hatta dan Asal-usul Nama Indonesia".

Perjuangan Anak Menuju Sekolah di Tapal Batas

Demi bersekolah, puluhan anak di Kampung Bergosong Malaysia harus berjalan kaki puluhan kilometer ke tempat mereka belajar di SD 005 di Desa Lordes, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Puluhan siswa SD itu adalah anak dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di perkebunan kelapa sawit di Kampung Bergosong, Malaysia. Mereka terpaksa menempuh jarak jauh untuk bersekolah karena tidak ada sekolah di sekitaran tempat orangtuanya bekerja.

“Kami buka taman baca di Bergosong Malaysia di mana banyak buruh migran Indonesia di sana. Ternyata banyak anak-anak mereka sekolah SD dan SMP di sekolah tapal batas,” ujar Rinta Wulandari, Koordinator Gerakan Sedekah Rombongan di wilayah Kalimantan Utara, Kamis (3/8/2017).

Rinta menjelaskan, tidak ada angkutan umum di daerah anak-anak tersebut. Itulah yag menyebabkan, mereka harus berjalan kaki ke sekolah yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut.

Baca selengkapnya di artikel "Kisah Anak di Tapal Batas Berjalan 10 Km Setiap Hari untuk Sekolah".

Karya Hebat Mahasiswa ITB

Ardinda Kartikaningtyas, mahasiswa Teknik Fisika ITB angkatan 2013, bersama timnya menciptakan G-FORTAR atau Gyroscope for Military, sebuah giroskop serat optik yang diharapkan mampu menjadi giroskop militer pertama buatan putra-putri Indonesia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com