Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Daerah yang "Jual" Jabatan Diyakini Kehilangan Pengaruh Memimpin Bawahan

Kompas.com - 31/12/2016, 17:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode Muhammad Syarif mengatakan, kasus yang menjerat Bupati Klaten Sri Hartini baru pertama kalinya ditangani KPK.

Sri seolah melelang posisi pejabat daerah di Kabupaten Klaten bagi mereka yang bersedia membayar dengan harga tertentu.

Menurut Laode, menjual posisi strategis di pemerintah menimbulkan dampak buruk bagi pemerintahan nantinya. Terutama bagi kepala daerah itu sendiri.

"Sebagai bupati atau siapa pun kalau menunjuk orang berdasarkan bayaran akan kehilangan moral authority untuk bawahannya karena hanya bayaran," ujar Syarif di gedung KPK, Jakarta, Sabtu (31/12/2016).

Syarif mengatakan, kualitas pemerintah daerah pun jadi rendah karena orang-orang yang dipilih belum tentu kredibel di bidangnya. Hal tersebut akan kontra dengan harapan menciptakan tata kelola yang lebih baik ke depan.

Ia pun mengingatkan Kementerian Dalam Negeri untuk meningkatkan pengawasan pada proses penempatan orang-orang dalam jabatan strategis.

"Kami imbau kepada Kemendagri untuk memperhatikan, memonitor, dan supervisi tentang proses penentuan jabatan-jabatan tersebut," kata Syarif.

Agar pejabat daerah kredibel dan berintegritas, maka perlu diadakan seleksi atau assessment untuk menempati posisi tertentu. Dengan demikian, dari hasil seleksi akan menyaring orang yang tepat menduduki jabatan tersebut.

Syarif pun mengingatkan kembali rawannya politik dinasti untuk disisipi perilaku koruptif. Sri Hartini dan wakilnya, Sri Mulyani, sama-sama punya suami yang pernah menjadi Bupati Klaten.

Berdasarkan pengalaman KPK terdahulu, kata Syarif, kasus yang melibatkan pimpinan daerah ini rentan dengan praktik korupsi.

"Kami mohon masyarakat memilih pemimpin daerah yang capable, bukan berdasarkan hubungan-hubungan yang sifatnya kekeluargaan," kata Syarif.

Kompas TV Harta Kekayaan Bupati Klaten Sri Hartini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com