DEPOK, KOMPAS.com — Kepala Bidang Investigasi Densus 88 Faisal Tayeb mengatakan, pihaknya cemas terhadap anak-anak yang sudah terkena paham radikalisme.
Ia memberi contoh Bahrun Naim yang pandai memengaruhi anak-anak untuk mengamini paham radikalisme.
Faisal mengatakan, ada satu anak yang telah berada di bawah didikan Bahrun Naim sejak berusia sembilan tahun dan kini telah setara dengan usia siswa SMA kelas I.
"Anak ini sudah bisa buat bom. Sudah beberapa kali percobaan dan meledak," kata Faisal dalam paparannya pada sebuah simposium di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (30/11/2016).
(Baca: Densus 88 Khawatir Jadi Korban jika Selalu Menunggu Pelaku Buat Bom)
Menurut Faisal, anak itu akan dijadikan pembuat senjata oleh kelompok Bahrun Naim. Setelah anak itu merakit senjata, kelompok lain akan mengambil hasil kreasinya.
"Anak ini bikin, kelompok lain mengambil dari tempat dia. Ini masalah besar yang kami hadapi," ucap Faisal.
Faisal menyebutkan, pihaknya tidak berupaya membawa anak-anak yang terkena pengaruh radikalisme ke pengadilan. Pihaknya akan melakukan upaya deradikalisasi.