Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran Anggota Dewan Makin Rendah, Wacana "Finger Print" Kembali Muncul

Kompas.com - 14/11/2016, 14:09 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi Partai Hanura Dadang Rusdiana mengatakan, rapat-rapat komisi di DPR dan rapat alat kelengkapan dewan (AKD) lainnya merupakan tempat di mana para anggota Dewan menjalankan fungsi-fungsinya.

Hal ini membuat para anggota menganggap rapat paripurna tak lagi penting karena pembahasan dan perdebatan telah dilakukan di komisi dan AKD.

Dadang menanggapi menurunnya tingkat kehadiran anggota Dewan pada setiap masa sidang.

Menurut dia, meski perdebatan teelah selesai di tingkat komisi atau AKD, namun tradisi kenegaraan, seperti rapat paripurna, merupakan bagian dari kehormatan lembaga negara tidak bisa dianggap sepele.

"Ini yang harus diluruskan. Artinya walaupun perdebatan sudah selesai di tingkat komisi, tradisi kenegaraan sebagai bagian dari kehormatan lembaga negara tidak boleh dianggap sepele," kata Dadang saat dihubungi, Senin (14/11/2016).

Ia mengatakan, Pimpinan DPR sebaiknya mengatur kembali jadwal-jadwal rapat para anggota Dewan.

Sebab, seorang anggota Dewan seringkali merangkap tugas di AKD.

Hal tersebut mengakibatkan ada rapat yang harus dikorbankan.

(Baca: Anggota DPR Makin Malas)

Ia menilai, pengaturan lebih lanjut penting karena parlemen di Indonesia termasuk parlemen dengan hari rapat atau sidang yang cukup banyak.

Sedangkan parlemen di negara lain lebih banyak pada kunjungan pengawasan di daerah pemilihan.

"Ini yang mesti diatur. Sehingga harusnya rapat di senayan itu lebih sedikit tetapi efektif dan dihadiri banyak anggota DPR," ujar Dadang.

Ia juga berpendapat, fraksi harus berani menindak tegas anggotanya yang tidak memiliki tanggung jawab dan disiplin.

Sistem reward and punishment juga bisa diterapkan oleh fraksi.

Dadang mengusulkan, salah satunya dengan kembali mengaktifkan presensi melalui sidik jari atau finger print yang pada setiap selesai masa sidang dapat dipublikasikan kepada masyarakat.

Namun, sistem tersebut harus diawasi karena kerap kali disalahgunakan oleh para anggota.

"Saya dapat kabar bahwa finger print tidak diberlakukan lagi karena dulu (periode sebelumnya) yang didaftarkan finger print adalah stafnya. Fraksi dan semua pihak harus ikut mengawasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com