JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyidik kemungkinan akan menjerat pemilik padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi dengan pasal pencucian uang.
Polisi sebelumnya telah menyita sejumlah aset yang diduga berkaitan dengan tindak pidana penipuan yang dilakukan Taat.
"Itu (penyitaan) pengembangan penyidikan dan penyidik akan kembangkan itu (ke TPPU)," ujar Argo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
(baca: Polisi Temukan Dua Bungker di Dekat Rumah Istri Kedua Dimas Kanjeng)
Saat ini penyidik masih terus melacak aset Taat yang tersebar di sekitaran Jawa Timur. Ia berharap masyarakan kooperatif memberikan informasi yang diketahui mengenai aset-aset tersebut.
Polisi juga masih berupaya mencari di mana Taat menyembunyikan uang hasil tindak kejahatannya.
"Kami berharap banyak informasi masyarakat melalui laporan untuk melakukan penyidikan berkaitan dengan mencari uang," kata Argo.
(baca: Harley-Davidson Milik Dimas Kanjeng Disita Polisi)
Polda Jawa Timur sebelumnya menggeledah kediaman istri kedua dan istri ketiga Taat Pribadi.
Dari rumah isyri kedua, Laila, penyidik menyita satu unit mobil mewah, surat penting, dokumen, sertifikat rumah dan uang tunai Rp 65 juta.
Sementara itu, di rumah istri ketiga, Maveni, polisi menyita brankas dan sejumlah uang. Di dekat rumah Maveni, ditemukan dua bungker yang ternyata kosong.
Bungker tersebut "ditanam" di dalam kamar sebuah rumah. Saat ini masih dicari siapa pemilik bunker itu.
Polisi juga menyita minimarket di Kecamatan Gading dan rumah di selatan Pasar Semampir yang diduga termasuk aset Taat.
Tak hanya itu, sawah, rumah, ruko, bengkel, dan sejumlah tanah dan bangunan lain yang tersebar di sejumlah wilayah juga turut disita.
Sementara itu, pada penggeledahan di padepokan, polisi menyita tujuh mobil yang diparkir di halaman parkir padepokan.
Argo mengatakan, ada pula mata uang asing yang ditemukan saat penggeledahan. Uang-uang tersebut saat ini dibawa ke Konsulat Jenderal untuk mengecek keasliannya.
"Jumlahnya belum tahu karena banyak. Kemarin kami ada anggota yang ke Jakarta untuk mengecek keaslian uang itu," kata Argo.