JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Istana buka suara atas kritik yang dilancarkan Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski demikian, respons Istana tidak spesifik menjawab kritik poin per poin yang dikatakan SBY.
Pihak Istana hanya menerima semua kritik tersebut.
"Sebagai sebuah masukan maupun kritik, tentu harus diterima, apalagi dari mantan Presiden SBY," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi melalui pesan singkat, Senin (13/6/2016).
Bagi Presiden Joko Widodo, kritik merupakan masukan yang sangat berharga agar kinerja pemerintah lebih baik lagi dari sebelumnya.
(Baca: SBY Beri Tujuh Catatan Penting kepada Pemerintah Jokowi)
"Presiden tidak pernah mengabaikan masukan dan kritikan yang baik dan membangun dari siapa pun, termasuk dari seorang mantan presiden," kata dia.
Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini enggan merespons kritik-kritik itu secara spesifik.
Sebelumnya, SBY menyampaikan tujuh catatan tentang pemerintah saat ini. Tujuh catatan itu meliputi situasi ekonomi, kehidupan masyarakat dari sisi sosial dan ekonomi, upaya penegakan hukum, dan kedaulatan partai politik.
(Baca: SBY Anggap Ada "Invisible Hand" yang Kendalikan Hukum Saat Ini)
Selain itu, SBY juga menyoroti persoalan TNI/Polri dalam menjalankan tugas pokoknya, pergerakan komunis, hingga peranan pers.
"Kami memberanikan diri untuk menyampaikan kritik, koreksi sekaligus solusi, yang kami sarankan," kata SBY.