Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desmond: Kalau Pemeriksaan Setya Novanto Diam-diam, Lebih Baik MKD Bubar Saja

Kompas.com - 18/11/2015, 17:36 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) diharapkan segera membongkar kesimpangsiuran dugaan keterlibatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dalam pencatutan nama Presiden Joko Widodo.

Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa menilai, MKD lebih baik dibubarkan saja jika tidak mampu membuka kasus itu menjadi terang benderang.

Desmond mengungkapkan, kinerja MKD dalam kasus ini sangat memengaruhi citra DPR ke depannya.

"Kalau ini tidak terbongkar dan tidak memuaskan masyarakat, citra DPR akan buruk. Sudah buruk tambah buruk," ujar Desmond di Kompleks Parlemen, Rabu (18/11/2015).

Politisi Partai Gerindra ini mengingatkan agar MKD tidak "masuk angin" seperti yang terjadi saat menelusuri kasus kehadiran Novanto di kampanye calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, beberapa waktu lalu.

"Kalau diam-diam seperti Trump, lebih baik MKD bubar saja," ujar dia.

Setya Novanto saat ini tak hanya dituduh mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden.

Sebuah surat yang mencantumkan nama Novanto, selaku Ketua DPR, lengkap dengan kop lembaga itu diterima oleh Pertamina pada 19 Oktober.

Yang menjadi masalah, surat itu menagih uang kepada Pertamina untuk membayar biaya penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) pada PT Orbit Terminal Merak (OTM).

Keabsahan surat ini masih jadi perdebatan. Sekretariat Jenderal DPR menyebut surat itu palsu karena tidak sesuai dengan format resmi surat DPR.

"Novanto ini, dirinya tidak bisa melepaskan dari dia Ketua DPR. Kalau betul apa yang terjadi hari ini, harusnya dia mengundurkan diri jadi Ketua DPR," kritik Desmond.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com