"Saya juga tidak tahu bisa dekat, termasuk dengan Biksu sahabat saya. Padahal yang seagama saja kadang tidak dekat," ujar Syafi'i Maarif dalam bagian Pidato Kebangsaan dan Pentas Seni Budaya Nusantara di Taman Beringin Sukarno di Universitas Sanata Dharma (USD), Jumat (21/8/2015) malam.
Syafii menuturkan, menciptakan kerukunan dan toleransi selalu saja dibarengi riak-riak kecil intoleransi. Sebab, manusia memiliki sifat egois. "Memang tidaklah mudah, tapi cita-cita terciptanya kedamaian itu harus terus diperjuangkan," ucap dia.
"Saya pernah ditanya Pendeta di Manado, bagaimana menciptakan kerukunan? Saya jawab kuncinya dengan ketulusan," ujar Syafi'i lagi.
Dia menjelaskan, ketulusan itu mengandung sikap mau saling mengerti dalam perbedaan. Mau menghormati perbedaan dan mau bersaudara dalam perbedaan. "Asal kita mau tulus, maka akan tercipta kedamaian dan toleransi," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.