Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY dan Kantong Mata yang Membesar

Kompas.com - 15/10/2014, 07:47 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sepuluh tahun sudah Susilo Bambang Yudhoyono menjalankan tugasnya sebagai presiden. Perjalanan 10 tahun memimpin negeri bukanlah pekerjaan mudah. Rambut yang kian memutih hingga kantong mata yang membesar mungkin merupakan sedikit gambaran beratnya tugas menjadi presiden.

Perbincangan tentang kantong mata SBY yang kian menebal ini bahkan sempat hangat pada medio 2012 lalu. Ketika itu, setelah SBY berpidato di Tempo Scan Pacific, wartawan melihat bahwa kantong mata SBY semakin membesar. Selanjutnya, kantong mata SBY yang membesar sudah menjadi hal biasa.

Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat bahkan mengambil contoh kantong mata SBY untuk menggambarkan betapa dia kesulitan tidur dalam meneliti ribuan bukti yang disampaikan pemohon dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden beberapa bulan lalu.

Koleksi Pribadi Abror Rizki, fotografer pribadi SBY (bersalaman dengan SBY). Abror telah menjadi fotografer SBY sejak kampanye Pemilu Presiden 2004.
Testimoni tentang SBY dan rutinitas yang dijalaninya selama 10 tahun ini diungkapkan Abror Rizki, fotografer pribadi SBY. Abror telah menjadi fotografer SBY sejak kampanye Pemilu Presiden 2004. Ia selalu mengabadikan setiap kegiatan Ketua Umum Partai Demokrat itu. Kenangan terhadap aktivitas sang presiden yang super-padat pun melekat dalam ingatannya.

Dia mencontohkan, dalam sebuah kunjungan kerja ke luar negeri, SBY bisa tiba-tiba saja melakukan pertemuan dengan menteri di jajaran kabinet Indonesia Bersatu II pada dini hari.

"Kejadiannya pas di New York. Pukul 02.00 pagi, kamar diketok, dan (kami) dikasih tahu kalau Pak Presiden mau melakukan rapat dengan menteri-menteri KIB (Kabinet Indonesia Bersatu). Ya mau enggak mau langsung saat itu juga kami bergerak," imbuh Abror.

Dengan tidak pernah pastinya jam kerja seorang presiden, Abror mengisahkan, SBY kerap hanya memiliki waktu yang sangat terbatas untuk beristirahat. Biasanya, pada Senin-Jumat, SBY menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan kenegaraan dari pagi hingga malam hari. Selepas acara kenegaraan dan pulang ke Istana atau rumah, SBY tak langsung istirahat.

"Beliau ini orangnya enggak bisa diam. Jadi, kalaupun pulang ke rumah, beliau biasanya baca buku dan bahkan masih nulis. Jadi kantong mata itu benar-benar karena kurang tidur," kata Abror.

Jika ke luar negeri, SBY tak pernah lupa berbelanja buku-buku kesukaannya yang menjadi
tabungannya untuk menghabiskan waktu selepas bekerja.

"Kalau lihat jam kerjanya, dan kami yang selama ini mengikuti, capeknya luar biasa. Cuma orang enggak banyak yang tahu. Kita pun kalau enggak pakai vitamin, pasti udah masuk rumah sakit," seloroh pria yang sempat bekerja sebagai fotografer majalah Matra itu.

Memperhatikan detail

Meski hanya memiliki jam istirahat yang singkat, menurut Abror, SBY tetaplah sosok yang perfeksionis dan memperhatikan hal-hal kecil. Salah satunya adalah soal bunyi jepretan kamera saat SBY sedang berpidato. Abror menuturkan, SBY ternyata sering terganggu dengan rentetan bunyi kamera dari para wartawan saat dia mulai berpidato.

"Dia tidak suka kalau ada bunyi kamera saat pidato. Itu katanya ganggu konsentrasinya. Makanya, saya suka ingatkan juga ke wartawan," kata dia.

Pengalaman pria kelahiran 23 September 1966 ini pun sempat dirasakan wartawan. Pada saat SBY menggelar sidang kabinet terbatas dengan membahas soal rancangan undang-undang pemerintah daerah yang disiarkan secara langsung oleh televisi nasional, SBY sempat terdiam sejenak.

"Tolong itu yang di pojok jangan tertawa," kata dia dengan pandangan tetap lurus ke arah kamera.

Wartawan pun menoleh kanan dan kiri mencari orang yang dimaksud oleh SBY. Pasalnya, nyaris tidak terdengar suara apa pun saat SBY tengah berpidato membuka sidang kabinet itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com