Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryadharma: Masak Ketua Umum Partai Tak Berani "Nyapres"

Kompas.com - 01/10/2013, 13:29 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengatakan, survei menjadi pertimbangan baginya untuk menerima atau menolak penetapan dirinya sebagai bakal calon presiden PPP. Namun, Suryadharma mengakui, ada yang menyemangatinya untuk berani maju dalam Pemilihan Presiden 2014.

"Ada yang menyemangati. Masak ketua umum partai tidak berani maju, sedangkan banyak tokoh yang tidak memiliki partai punya keberanian maju," kata Suryadharma, di Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Hal itu dikatakan Suryadharma ketika ditanya apakah tidak terlalu dini PPP menetapkan dirinya sebagai bakal capres. Padahal, berdasarkan hasil survei berbagai lembaga survei, elektabilitas PPP di urutan bawah.

Meski hasil survei menunjukkan rendahnya elektabilitas PPP, Suryadharma mengatakan, pihaknya tetap optimistis perolehan suara PPP di Pileg 2014 minimal 12 persen. Sikap itu muncul setelah melihat kualitas caleg PPP di 77 daerah pemilihan.

"Kalau strategi partai berjalan baik di lapangan, maka perolehan suara akan lebih besar dari 12 persen. Saya tertantang menjadikan partai ini besar. PPP tidak mau perolehan suara seperti pemilu-pemilu lalu," kata Menteri Agama itu.

Menurut Suryadharma, ada tujuan lain dari penetapan dirinya sebagai bakal calon presiden 2014 oleh internal PPP. Penetapan itu bukan hanya untuk pencapresan, namun untuk membesarkan partai menjelang pemilu legislatif 2014.

"Jadi tidak memiliki tujuan khusus untuk pencapresan sendiri, tetapi lebih penting bagaimana perolehan suara pada pemilu 2014 meningkat tajam," katanya.

Ketika disinggung soal wacana poros tengah, yakni bergabungnya parpol berbasis massa Islam untuk mengusung capres-cawapres, Suryadharma berpendapat, PPP tidak bisa hanya berkoalisi dengan parpol berbasis Islam.

"Masalah bangsa tidak mungkin diselesaikan oleh satu dua partai saja, harus dengan kebersamaan. Kebersamaan bagi PPP tidak terikat hanya pada partai berbasis Islam," katanya.

Seperti diberitakan, keputusan pengusungan Suryadharma sebagai bakal capres diambil dalam rapat konsultasi di Ponpes Assidiqiyah, Jakarta, Senin ( 30/9/2013 ). Alasannya, sebagai partai kader, PPP harus memilih kader untuk diusung sebagai pemimpin. Suryadharma dianggap sebagai kader terbaik.

Untuk saat ini, selain PPP, ada empat parpol lain yang mentapkan bakal capres. Parpol tersebut, yakni Partai Golkar (Aburizal Bakrie), Partai Gerindra (Prabowo Subianto), Partai Amanat Nasional (Hatta Rajasa), dan Partai Hanura (Wiranto-Hary Tanoesoedibjo).

Hanya, pencapresan tergantung dari hasil pemilu legislatif pada April 2014. Ada syarat ambang batas presiden bagi parpol yang ingin mengusung capres-cawapres. Jika tak memenuhi syarat, parpol harus berkoalisi. Bisa saja penetapan bakal capres berubah nantinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com