Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Usut Ricuh di Lapas Tanjung Gusta!

Kompas.com - 12/07/2013, 16:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso mengaku mendapat laporan adanya perlakuan tidak manusiawi yang diterima para narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan. Priyo meminta pemerintah segera mengusut sebab terjadinya kerusuhan hingga pembakaran lapas tersebut.

"Ada laporan yang masuk ke DPR bahwa kerusuhan terjadi karena ada perlakuan kurang manusiawi dari pihak-pihak tertentu terhadap warga binaan tersebut. Masalah lain yang jadi pemicunya," ujar Priyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (12/7/2013).

Priyo pun menuntut pemerintah tidak hanya mencari para napi yang kabur, tetapi juga melihat sebab dari kerusuhan yang menewaskan lima orang napi tersebut. Priyo pun mendesak pemerintah untuk segera membentuk tim khusus yang terdiri dari unsur independen, kepolisian, dan Kementerian Hukum dan HAM.

"Kami prihatin dan berharap segera keadaan menjadi kondusif, tapi memang perlu dibentuk tim secara khusus untuk selidiki apa yang sebenarnya terjadi. Ini perstiwa pertama dan terkahir dan kami tidak ingin lagi ada jatuh korban jiwa," ucap Priyo.

Politisi Partai Golkar ini pun mengimbau aparat kepolisian untuk persuasif dalam mengembalikan para napi ke lapas. Menurutnya, tidak perlu ada perintah tembak di tempat karena para napi itu juga harus dihormati hak-haknya. "Ke depan perlu koreksi secara menyeluruh dari Kementerian Hukum dan HAM agar peristiwa itu tidak terjadi lagi. Angka lima korban tewas ini sudah angka yang terlalu banyak untuk kerusuhan di dalam lapas," kata Priyo.

Kericuhan di Lapas Tanjung Gusta bermula saat pasokan listrik dan air di lapas terhenti. Para napi kemudian melakukan provokasi hingga timbul kerusuhan di lapas yang akhirnya berujung pada pembakaran. Saat situasi kacau inilah, ratusan warga binaan itu menggunakan kesempatan kabur setelah sebelumnya menyandera 15 petugas lapas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com