JAKARTA, KOMPAS.com — Budayawan Radhar Panca Dahana menuding, elite politik sama sekali tidak memahami makna kebudayaan. Hal itu sangat disayangkan mengingat pada 2014 nanti rakyat Indonesia akan memilih pemimpinnya.
"Kalau pemimpin tidak mengerti kebudayaan rakyatnya, berarti dia tidak tahu bangsanya. Padahal, yang bentuk bangsa adalah budayanya," kata Radhar di Megawati Institute, Jakarta, Rabu (19/12/2012).
Radhar menjelaskan, tingkat pemahaman elite politik, seperti Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, atas kebudayaan memprihatinkan. Bahkan, menurut dia, Presiden SBY lebih tidak mengerti makna kebudayaan itu. Hal tersebut tecermin dalam ketidakpedulian pemerintah sekarang mengurusi masalah kebudayaan.
"Itu mungkin wajar baginya (SBY) karena yang dia kenali adalah kemajuan negara lewat parameter statistik. Padahal, bangsa ini tidak setuju diukur seperti itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, pemimpin yang tidak memahami makna kebudayaan adalah bentuk pelecehan terhadap kemanusiaan. Sebab, mayoritas rakyat Indonesia, menurut dia, menjunjung tinggi kebudayaan. Hal itu, ujarnya, dapat terlihat dari praktik keseharian masyarakat yang lekat pada unsur tradisi lokal.
"Contohnya adalah petani di Jawa yang hasil pertaniannya dipersembahkan kepada dewa atau Tuhan. Ada ritual tertentu yang menyertainya sebagai bagian tradisi. Kalau hasil petani itu diukur dengan statistik, berarti kemanusiaan darinya sengaja dihilangkan," ujarnya.
Ia menambahkan, selama pemimpin tidak mencoba memahami kebudayaan, Indonesia akan terus terpuruk. Bahkan, Indonesia dikhawatirkan akan kehilangan pedoman pendidikan kebudayaan generasi penerus. Sebab, generasi muda lebih memilih kebudayaan konsumtif daripada hasil rajikan budaya maritim yang selaras dengan alam dan manusia.
"Kalau SBY tidak memulai langkah konkret untuk mengembangkan kebudayaan, generasi masa depan kita hanyalah bangsa budak. Mereka tunduk pada selera konsumtif," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.