Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loyalitas Kader Rendah, Ideologi Partai Keropos

Kompas.com - 27/07/2012, 07:46 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perpindahan politikus dari satu partai politik ke partai politik lainnya merupakan cerminan kegagalan partai membangun loyalitas kader dan keroposnya ideologi partai.

Pengajar Komunikasi-Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Firdaus Muhammad, berpandangan bahwa fenomena pindah partai semacam itu menempatkan partai hanya menjadi alat politik untuk kepentingan pragmatis meraih kekuasaan, sementara komitmen politikus bersangkutan untuk membesarkan partainya diragukan.

Menurut Firdaus, praktik semacam itu dimungkinkan karena undang-undang politik memberi ruang bagi kader untuk mudah berpindah partai. Selain itu, parpol telah mengalami deideologisasi, di mana ideologi parpol cenderung mirip satu dengan yang lain. "Parpol kini tak punya pemisah ideologi secara jelas dan tegas karena dikaburkan kepentingan politik mereka," ujar Firdaus, Kamis (26/7/2012).

Seperti diberitakan, belakangan mencuat kembali kabar menyangkut perpindahan politikus ke parpol lain. Kabar itu antara lain dipicu oleh pernyataan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Rio Patrice Capella bahwa terdapat sejumlah anggota DPR yang telah menjalin komunikasi intensif untuk bergabung dengan partainya.

Peneliti The Indonesian Institute, Hanta Yuda AR, berpandangan bahwa perpindahan seperti itu semestinya menjadi kritik penting bagi partai bersangkutan untuk mengoreksi diri. Bagi partai yang ditinggal pergi oleh kadernya, hal itu memperlihatkan rapuhnya proses ideologisasi dan kaderisasi. Parpol yang menampung kader yang menyeberang itu pun mesti berhati-hati dengan cara instan seperti itu karena menghadapi politikus pindahan dengan loyalitas rendah.

Menurut Hanta, fenomena migrasi politikus seperti itu memperlihatkan kerapuhan sistem kaderisasi dan ideologisasi sehingga partai kerap melakukan cara pintas dengan pendekatan kaderisasi instan. "Pola seperti ini sangat cair, kader akan datang dan pergi sesuka hati," kata Hanta.

Kondisi itu juga merupakan imbas adanya keterputusan antara sistem perekrutan politik dan sistem kaderisasi partai yang seharusnya terlembaga. Padahal, institusionalisasi partai seharusnya merupakan agenda dan peranti penting demokratisasi.

Selain itu, Hanta menilai migrasi itu juga didorong oleh konsekuensi penerapan regulasi dalam sistem pemilu dan kepartaian, misalnya tentang parliamentary threshold, yang membuat para politikus pindah karena khawatir partainya tak bakal lolos ke parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com