Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Agama Siap Dialog dengan Presiden

Kompas.com - 17/01/2011, 09:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para tokoh lintas agama siap memenuhi undangan dan berdialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Senin (17/1/2010) malam, untuk membicarakan berbagai persoalan bangsa. Undangan Presiden ini dilayangkan setelah pekan lalu para tokoh lintas agama dan pemuda secara kritis menyampaikan sejumlah kebohongan pemerintahan SBY.

Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia Mgr Martinus Situmorang mengatakan, apa saja materi pembicaraan bergantung apa yang disampaikan Presiden. "Presiden yang mengundang, ya tentu dari segi prosesnya lalu pembicaraan, pasti Presiden dulu yang berbicara. Kita akan tanggapi, apakah sambutan beliau menyinggung apa yang kita sampaikan (sebelumnya)," kata Mgr Situmorang, saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/1/2010).

Ia mengungkapkan, jika Presiden merespons apa yang telah dikemukakan oleh para tokoh, pihaknya akan menanggapi dan menyampaikan secara lebih jelas. "Secara jernih dan dalam suasana sejuk, kita akan mengulangi (apa yang telah disampaikan) secara tegas, jelas, dan substantif," ujarnya.

Mgr Situmorang berharap, tidak ada lagi perdebatan soal istilah "kebohongan" yang digunakan oleh para tokoh lintas agama. Seperti diketahui, Staf Khusus Presiden Bidang Politik, Daniel Sparingga, menilai, penggunaan kata "berbohong" tidak etis. "Tidak usah menghabiskan energi untuk berdebat soal istilah, tetapi lebih baik soal substansi," ujar Mgr Situmorang.

Siang ini, menurut rencana, para tokoh lintas agama akan melakukan pertemuan internal. Ia membantah pertemuan ini akan mengambil keputusan apakah akan memenuhi undangan Presiden atau tidak. Materi yang akan dibahas adalah berbagai persoalan yang akan diangkat agar berlangsung pertemuan yang produktif.

Bagi Mgr Situmorang sendiri, pertemuan antara Presiden dan tokoh lintas agama memang seharusnya dilakukan untuk membahas berbagai persoalan bangsa. "Apa yang kita kemukakan adalah untuk kepentingan bangsa, sesuatu yang mendasar dan untuk bangunan berbangsa ke depan," jelasnya.

Dalam pernyataan bersamanya pekan lalu, para tokoh lintas agama dan pemuda menyatakan bahwa pemerintah telah berbohong dalam hal penyampaian angka kemiskinan, kebutuhan rakyat, ketahanan pangan dan energi, pemberantasan terorisme, penegakan hak asasi manusia, anggaran pendidikan, kasus Lapindo, kasus Newmont, serta kasus Freeport.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Nasional
    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Nasional
    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Nasional
    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Nasional
    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    Nasional
    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Nasional
    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Nasional
    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Nasional
    Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

    Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

    Nasional
    Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

    Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

    Nasional
    Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

    Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

    Nasional
    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Nasional
    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    Nasional
    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Nasional
    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com